Belvapro, patty nabati buatan BRIN. DOK IG @brin_indonesia
Belvapro, patty nabati buatan BRIN. DOK IG @brin_indonesia

Mengenal Meat Analog, Inovasi Daging Nabati dari Tumbuhan

Renatha Swasty • 23 Januari 2025 17:37
Jakarta: Daging dikenal sebagai sumber gizi penting karena kaya protein, tapi harganya mahal dan tidak semua orang bisa menikmatinya, terutama vegetarian. Sebagai pengganti, ada 'meat analog' yang menjadi solusi praktis.
 
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengembangkan daging nabati dari bahan tumbuhan yang tetap bergizi dan bisa menggantikan daging asli dengan baik. Inovasi berbentuk patty ini dinamakan Belvapro.
 
Protein nabati memenuhi 65 persen kebutuhan protein dunia, tapi kebanyakan masih bergantung pada kedelai. Sayangnya, stok kedelai di Indonesia belum mencukupi kebutuhan nasional.

Untuk itu, BRIN menggunakan bahan lokal seperti kacang koro benguk dan selada laut, yang melimpah tapi jarang dimanfaatkan. Bahan-bahan ini diolah menjadi daging nabati yang mirip dengan daging biasa.
 
Yuk kita mengenal lebih dalam dengan meat analog dikutip dari akun Instagram @brin_indonesia:
 
Daging analog adalah produk makanan yang dirancang menyerupai daging konvensional, baik dari segi tekstur (serat dan kandungan air), tampilan, rasa, maupun warna. Produk ini menjadi alternatif bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi daging atau menjalani pola makan vegetarian (vegan), tanpa kehilangan pengalaman kuliner yang mirip dengan daging asli.
 
Daging analog memiliki berbagai keunggulan yang menarik bagi konsumen. Proses pemasakan yang mudah membuatnya cocok untuk berbagai jenis masakan. Selain itu, harganya lebih terjangkau menjadikannya pilihan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan protein.
 
Kepraktisan dalam penyimpanan juga menjadi nilai tambah. Dari segi kesehatan, daging analog sering dianggap lebih sehat, sehingga banyak diminati oleh generasi muda yang semakin peduli terhadap pola makan dan gaya hidup sehat.
 
Baca juga: Peneliti BRIN Ubah Kuning Telur Ayam Kampung Jadi Tepung Penuh Nutrisi

Inovasi pada produk daging analog

  1. Daging analog dibuat dari bahan baku nabati lokal seperti kacang koro benguk, kacang kedelai, dan selada laut. Produk ini dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, baik vegetarian maupun masyarakat umum
  2. Mengandung protein tinggi (>18%) dengan tingkat kecernaan mencapai 80,50%, menjadikannya sumber protein alternatif yang terjangkau dan bernutrisi
  3. Memiliki tekstur, aroma, dan warna yang menyerupai patty daging konvensional. Selain itu, daging nabati ini kaya akan antioksidan yang membuatnya lebih sehat

Bahan dan proses pembuatan patty nabati

  1. Campurkan dan panaskan tepung tempe benguk, tepung kedelai, tepung selada laut, serta bahan lainnya hingga merata
  2. Cetak adonan sesuai dengan bentuk patty yang diinginkan
  3. Patty nabati yang sudah dicetak dapat disimpan dalam freezer untuk penggunaan selanjutnya atau langsung diolah menjadi hidangan

Alasan pentingnya mengembangkan sumber alternatif protein nabati

Pengembangan sumber protein nabati diperlukan untuk mendukung ketahanan pangan keluarga. Produk pangan ini dibuat dari bahan lokal seperti kacang koro benguk dan selada laut, yang merupakan sumber protein minor dengan harga terjangkau dan mudah diterima oleh masyarakat.
 
Periset Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, Miftakhussolikhah, berharap melalui inovasi pengolahan kacang koro benguk serta penyebaran informasi mengenai nilai gizi, masyarakat lebih tertarik mengonsumsi meat analog dan berbagai produk olahannya. Sehingga dapat mendorong masyarakat menanam kacang koro benguk, karena cocok dibudidayakan di berbagai wilayah di Indonesia sebagai upaya ketahanan pangan nasional.
 
"Produk patty nabati ini sedang dalam proses paten, dan mencari mitra industri/UKM yang mau bekerja sama untuk pemasaran produknya" ungkap Miftakhussolikhah.
 
Itulah meat analog, inovasi daging nabati yang menjadi solusi praktis bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi daging tanpa mengorbankan gizi dan rasa. Produk ini mendukung ketahanan pangan dan pola makan lebih sehat dengan bahan lokal yang melimpah. Tertarik mencoba? (Nanda Sabrina Khumairoh)
   
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan