"Nantinya mobil ini akan dijadikan mobil komuter di dalam area kampus. Mahasiswa dapat pergi dari satu halte ke halte yang lainnya menggunakan mobil ini yang dipanggil dari aplikasi iCar," ujar dosen Departemen Teknik Mesin ini.
iCar ITS dikategorikan berada antara level tiga dan empat berdasarkan
United States National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) dan
Society of Automotive Engineers (SAE)
Autonomous Driving Grading Standard. Hal tersebut terlihat pada pengemudian, pengenalan lingkungan berbasis sistem, serta otomatisasi yang telah berada di antara level kondisional dan optimal.
Steering wheel (roda kemudi) sengaja masih dipasang dalam rangka memenuhi regulasi keamanan.
"Ketika
steering wheel dipegang, kendali otomatis beralih pada penumpang dan berubah menjadi manual dalam kondisi darurat yang mungkin terjadi di jalan," ujarnya.
Ia menyebut, iCar akan terus dikembangkan untuk mencapai target berikutnya, yakni merealisasikan produk inovasi teknologi hasil penelitian yang berdampak besar bagi masyarakat. ITS akan mengembangkan iCar dalam versi yang lebih sempurna.
"Pada bulan November, i-Car tidak akan berbentuk mobil golf lagi. Kami akan merancang
chassis dan body mobil sendiri, sehingga siap difungsikan pada November," bebernya.
Sementara itu, Rektor ITS Mochamad Ashari menyatakan, revolusi industri 4.0 yang terpaksa dipercepat lantaran pandemi covid-19 menjadi salah satu latar belakang diciptakannya mobil pintar iCar ini. Meski dana yang dikeluarkan dalam pembuatan mobil pintar ini tak sedikit, Ashari tetap optimistis dalam mewujudkan ITS sebagai kampus inovasi dan pelopor dalam teknologi.
"Untuk langkah awal akan dikembangkan tiga mobil di dalam kampus. Berikutnya, akan ada produk lagi tidak hanya mobil yang digunakan secara komersial untuk pengangkutan logistik," ujar Ashari.