YOLOBoat, kapal pencari korban kecelakaan di laut buatan ITS. Foto: Dok Humas ITS.
YOLOBoat, kapal pencari korban kecelakaan di laut buatan ITS. Foto: Dok Humas ITS.

Mahasiswa ITS Ciptakan Drone Kapal Pencari Korban Kecelakaan Laut

Arga sumantri • 02 Desember 2021 15:26

Andreas menjelaskan, sebelum diujikan ke lapangan, YOLO-Boat terlebih dahulu diuji algoritmanya dengan menggunakan simulator agar dapat memprediksi pelaksanaan operasi penyelamatan. 
 
"YOLO-Boat juga dilengkapi dengan sistem User Interface untuk penyesuaian parameter pada saat pengujian serta membantu dalam proses pemantauan," paparnya.
 
YOLO-Boat harus dibawa terlebih dahulu menggunakan kapal penyelamat ke perairan yang ditetapkan sebagai lokasi kecelakaan. Kemudian YOLO-Boat akan dilepaskan ke laut dan memulai proses pencarian korban. Ketika korban terdeteksi, YOLO-Boat akan memberikan pelampung kepada korban.

Setelah itu, YOLO-Boat mengirimkan sinyal kepada kapal penyelamat untuk datang menghampiri lokasi korban yang ditemukan. "Idealnya akan dibutuhkan banyak YOLO-Boat yang bekerja sama untuk meningkatkan efektivitas penyelamatan korban," ujar Andreas.
 
Baca: Bukan Hanya Pernapasan, Pakar UGM Sebut Covid-19 Bisa Serang Pencernaan
 
Keefektifan YOLO-Boat dalam mengidentifikasi korban dibuktikan dengan kemampuannya yang dapat mendeteksi korban meskipun bagian tubuh korban yang dapat muncul di permukaan laut hanya wajahnya saja. YOLO-Boat ini dapat beroperasi 44 menit dengan jarak tempuh maksimal 6.780 meter.
 
"Kami juga telah banyak berdiskusi dengan Badan SAR Nasional (BASARNAS) Indonesia dan menampung masukan terkait potensi beserta kelemahan yang mungkin terjadi pada saat YOLO-Boat dipakai di lapangan," ungkapnya.
 
Keberhasilan pembuatan YOLO-Boat telah ditunjukkan dari hasil pengujian prototipe di Pantai Kenjeran. “YOLO-Boat berhasil mengidentifikasi dan mengamankan relawan yang berperan sebagai korban tenggelam," katanya. 
 
Berkat inovasi ini, Andreas bersama tim juga berhasil membawa pulang medali perak pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2021 kategori Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC).
 
Selain Andreas, tim ini juga beranggotakan Achmad Zidan Akbar dari Departemen Teknik Informatika 2018, Nawab Aditya asal Teknik Elektro 2019, Rahyan Damar Ramadhan asal Teknik Sistem Perkapalan 2019, dan terakhir Zulieta Krisna Damayanti dari Teknik Perkapalan 2019 ini. Mereka merasa bangga atas segala waktu dan usaha yang dituangkan dalam proyek ini. 
 
"Kami harap tim kami dapat berkarya lagi, khususnya dalam pengembangan model kendaraan autonomous, tidak hanya pada operasi SAR namun lebih luas lagi," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan