"Kami ingin tentu di dalam negeri sedniri bisa mengembangkan, memproduksi, dan memanfaatkannya," kata Pelaksana tugas Staf Ahli bidang Infrastruktur Kemenristek, Ali Ghufron kepada Medcom.id, Minggu, 12 April 2020.
Ghufron mengatakan pemerintah juga sebetulnya sedang mengembangkan alat tes cepat. Ia mengaku senang apabila ada kerja sama atau alih teknologi dan dukungan dari anak bangsa. Toh, Menristek/Kepala BRIN juga sudah meluncurkan program kolaborasi diaspora terkait penelitian covid-19.
"Meski berkarya di luar negeri, akan sangat bagus," ucap Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi tentang covid-19 itu.
Menurut Ghufron, pemerintah juga sudah berupaya berkomunikasi dengan atase pendidikan di Amerika Serikat terkait alat tes mandiri Santo Purnama. Ia mengatakan, potensi kerja sama terbuka, tapi perlu tahapan panjang. Sebab, menurut dia, Santo bukan satu-satunya penemu alat itu, melainkan melibatkan pihak lain.
"Yang selalu mengembangkan dari awal dan saling menyempurnakan, jadi perlu komunikasi dan tahapan panjang. Kita sendiri berpacu juga sedang kembangkan rapid test diagnostik," ujarnya.
Baca: Wabah Covid-19 Menunjukkan Indonesia Masih Ketergantungan Teknologi Asing
Ghufron mengapresiasi Sensing Self milik Santo Purnama. Bagaimana pun, kata dia, pemerintah selalu menyambut baik setiap penelitian dan inovasi karya anak bangsa.
Santo Purnama merupakan pengusaha asal Indonesia yang disebut mengembangkan alat tes mandiri untuk virus covid-19 melalui perusahaanya Sensing Self yang bermarkas di Singapura. Alat ini dikabarkan telah lulus lisensi edar di Eropa, Amerika Serikat, dan India. Dengan alat ini, setiap orang bisa mengetes apakah dirinya terinfeksi covid-19 atau tidak, cukup dari rumah.
Waktu pengetesan hanya sekitar 10 menit. Harganya pun terjangkau, sekitar Rp160 ribu per unit.
Santo pun mengaku siap berkontribusi terhadap negaranya dan akan membawa alat tes ini untuk membantu pemerintah Indonesia mengatasi covid-19. Namun, saat ini ia masih belum mendapat persetujuan dari pihak berwenang.
"Perang melawan covid-19 adalah perang melawan waktu. Kita harus menekan laju pertumbuhan pandemik ini dengan melakukan tes seluas mungkin. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah Indonesia bisa memberikan respons positif bagi inisiatif kami untuk membawa alat tes mandiri ini ke Indonesia," kata Santo, mengutip Antara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News