Dalam sambutannya, Rektor UI, Ari Kuncoro berharap, bahwa kegiatan seminar dan penandatanganan ini menjadi momentum awal kolaborasi antara UI, pemerintah, dan industri dalam rangka membangun ekosistem industri mobil listrik nasional.
“Kerja sama dan kegiatan seminar ini penting untuk memahami pergeseran industri otomotif dunia, dari industri berbasis bahan bakar fossil menjadi industri kendaraan berbahan dasar listrik (electric vehicle/EV),” katanya Ari dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 Juni 2021.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan, bahwa salah satu visi besar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu mewujudkan transformasi ekonomi. Salah satunya melalui hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah. Pada tahun 2030 mendatang, sebanyak 70 persen bahan bakar kendaraan sudah beralih dari fosil menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT).
Dalam hal ini, Indonesia beruntung karena memiliki cadangan sumber daya alam nikel sebesar 25 persen dari total cadangan di seluruh dunia. “Indonesia menurut saya sudah saatnya untuk keluar menjadi pemain terbesar dunia, sehingga dunia mengenal Indonesia bukan hanya sekadar Bali, yaitu pariwisatanya. Tapi dunia harus mengenal Indonesia sebagai negara industrialis yang menghasilkan baterai modern,” ujar Bahlil.
Baca juga: Rp25,5 Miliar Disiapkan untuk Danai Riset Terapan, Begini Cara Mendapatkannya
Komisaris Utama PT Industri Baterai Indonesia, Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan bahwa kendaraan listrik akan mendominasi permintaan pasar otomotif pada tahun 2040. Seiring dengan hal ini, permintaan akan kebutuhan baterai akan semakin meningkat, karena baterai merupakan salah satu komponen utama dalam EV yang mewakili 12-25 persen dari total bobot komponen kendaraan listrik.
“Di sinilah Indonesia dapat mencari celah keuntungan ekonomi, karena nikel merupakan komponen pembentuk utama katoda baterai, dan Indonesia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia,” katanya.
Saat ini, potensi ekonomi ini telah ditangkap pemerintah dengan membentuk suatu konsorsium industri baterai nasional, yaitu Indonesia Battery Corporation (IBC) yang terdiri dari PT ANTAM Tbk, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan Perusahaan Holding Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Selain itu saat ini pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai upaya menumbuhkan ekosistem industri EV di Indonesia. Dalam konteks UI, pengembangan teknologi EV telah dimulai pada 2012 oleh Fakultas Teknik UI (FTUI).
Yakni dengan diluncurkannya MOLINA-UI (Mobil Listrik Nasional Universitas Indonesia) serta pengembangan baterai ion-lithium yang hemat energi oleh Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI. Hal ini terus dikembangkan sampai saat ini dengan melakukan riset terkait sistem motor listrik, sistem charging baterai, serta kajian sosial ekonomi terkait perubahan perilaku konsumen otomotif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News