“Teknologi Ecobrick merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah dengan nilai ekonomi rendah seperti sampah plastik multilayer dan kantong plastik (kresek). Ini merupakan teknologi pengolahan sampah yang saat ini diminati oleh tidak hanya oleh pegiat lingkungan dan bank sampah, tetapi juga dari berbagai komunitas,” kata Regaina dalam Pelatihan Pengolahan Sampah dikutip dari laman brin.go.id, Selasa, 8 November 2022.
Regina menjelaskan Ecobrick merupakan upaya yang dapat dilakukan agar tidak menambah beban di TPA atau terbuang begitu saja di lingkungan. Dia menyebut Ecobrick dapat dibuat melalui proses sederhana dan bahan yang diperlukan juga mudah ditemukan.
“Ecobrick dapat dirakit menjadi berbagai macam furnitur, seperti kursi, meja, bangku taman, dinding bangunan, dan sebagainya serta dapat digunakan beberapa ulang kali selama tidak terpapar oleh sinar matahari dan terhindar dari komponen tajam yang dapat merusaknya,” jelas dia.
Regina menyampaikan dalam lima aspek pengelolaan sampah, peran masyarakat menjadi salah satu pilar penting melalui upaya dan membiasakan diri untuk 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai gaya hidup. Pengelolaan bank sampah patut diapresiasi dengan kadernya sebagai ujung tombak dalam pengelolaan sampah yang lebih baik di dalam kehidupan bermasyarakat yang peduli dengan lingkungan sekitar.
“Dibutuhkan pendampingan, dukungan, dan kolaborasi dari seluruh stakeholder khususnya pemerintah, dinas yang berwenang maupun sektor swasta agar semangat 3R dalam masyarakat tetap terjaga. Hal ini karena program bank sampah tidaklah cukup hanya dengan swadaya masyarakat,” ucap dia.
Regina menyebut pengelolaan sampah seharusnya menjadi salah satu program sanitasi yang diprioritaskan dalam manajemen suatu daerah. Dia mengatakan dibutuhkan upaya dari seluruh stakeholder untuk dapat mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik dan untuk merealisasikan target Jakstranas yaitu pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen dari angka timbulan sampah nasional.
Komposisi sampah heterogen dan kompleks juga membutuhkan berbagai metode teknologi pengolahan. Beberapa contohnya, yaitu teknologi komposter dan biodigester untuk penanganan sampah yang mudah terurai di alam, seperti sisa makanan dan dedaunan, kemudian untuk penanganan sampah yang sulit terurai, seperti plastik dengan teknologi pirolisis, insinerator, dan lainnya.
Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto, menjelaskan soal pemanfaatan teknologi. Dia mengatakan persoalan teknologi bukan hanya riset kemudian diproduksi. Pengembangan teknologi bukan sesuatu yang berada dalam ruang vakum.
Baca juga: Ini Kunci Mencapai Target Pengurangan Sampah Plastik di Lautan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id