Handoko mengatakan pihaknya membuka 325 posisi untuk diaspora lewat program manajemen talenta nasional pada 2021. Para diaspora dijanjikan akan mendapat fasilitas untuk mengembangkan risetnya di Indonesia.
Dengan fasilitas itu, ia berharap akan semakin banyak diaspora kembali ke Indonesia. Bahkan, BRIN menargetkan setiap tahun 500 posisi akan secara terus menerus dibuka bagi diaspora.
Baca: Peleburan Lembaga Riset, BRIN Yakin Vaksin Merah Putih Terakselerasi
"Setiap tahun kita akan terima 500 posisi, dan yang ingin kita pastikan diaspora talenta berkualitas itu memang bagus dan kalau datang kesini dia punya mainan (infrastruktur dan fasilitas memadai)," ujar Handoko dalam Crosschek Medcom.id: 'Bos Badan Riset Buka Fakta Mengejutkan', Minggu, 30 Januari 2022.
Menurutnya, kekurangan fasilitas penelitian inilah yang membuat diaspora malas untuk kembali ke Indonesia. Bahkan, kata dia, persentase diaspora yang ingin kembali ke Indonesia hanya 30 persen.
"Orang pintar enggak dikasih 'mainan' enggak ada gunanya, makanya kita sediakan infrastruktur yang tadinya enggak sanggup kita lakukan integrasi lembaga ini biar sanggup. Saya juga kan diaspora, hampir 30 pesen teman-teman itu kembali, tersisa 70 persennya ke mana? ya tidak kembali karena kita tidak siap," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News