Kantor BRIN. Foto: Humas BRIN.
Kantor BRIN. Foto: Humas BRIN.

Peleburan Lembaga Riset, BRIN Yakin Vaksin Merah Putih Terakselerasi

Ilham Pratama Putra • 31 Januari 2022 20:59
Jakarta: Pemerintah terus menggodok pembuatan Vaksin Merah Putih. Vaksin buatan dalam negeri itu dikembangkan di tujuh instansi, salah satunya Eijkman. 
 
Eijkman kini sudah menjadi bagian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kepala BRIN Lakasana Tri Handoko menyatakan integrasi ini bakal menjadikan peluang keberhasilan pembuatan vaksin Merah Putih semakin besar.
 
"Sehingga dengan adanya BRIN ini potensi keberhasilan vaksin Merah Putih dari salah satu dari tujuh itu semakin besar, kalau enggak (integrasi ke BRIN) ya enggak ke mana-mana," sebut Handoko dalam Crosschek Medcom.id: Bos Badan Riset Buka Fakta Mengejutkan, Minggu, 30 Januari 2022.

Handoko menyatakan integrasi ini akan mempermudah proses pengembangan vaksin covid-19. Utamanya, dalam memenuhi keperluan infrastruktur.
 
"Kita tahu, infrastruktur khususnya untuk produksi terbatas, yang berstandar good manufactur process kita masihh sulit. Kedua kita belum punya animal BSL-3 Makaka yang jumlahnya banyak. Sekarang akhirnya kita bangun semuanya dari tahun kemarin setelah kita konsolidasi baru kita sanggup dan itu sama sekali tidak murah," terang Handoko.
 
Baca: Kepala BRIN: Eijkman Sebelumnya Hanya Unit Proyek, Kini Lembaga Resmi
 
Handoko menegaskan hingga saat ini pengembangan vaksin Merah Putih terus berjalan. Bagi Handoko pengembangan vaksin di Indonesia bukan hanya soal vaksin Merah Putih.
 
Ia menilai pengembangan vaksin Merah Putih merupakan locatan bagi dunia riset Tanah Air. Setelah terintegrasi dan semakin kuat di dalam BRIN, ia yakin dunia riset Indonesia menjadi lebih siap menghadirkan berbagai ragam vaksin.
 
"Ada tujuan jangka panjang. Kita ingin memberikan kesempatan pengalaman mengembangkan vaksin dari nol. Kita punya potensi tim yang mengembagkan vaksin, kita melengkapi lagi dengan infrastrukturnya. Semoga dalam waktu dekat saya berharap pengembangan vaksin lainnya misal polio, hepatitis, malaria," tutur Handoko.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan