Ilustrasi: Universitas Brawijaya
Ilustrasi: Universitas Brawijaya

Radiasi Ada Dalam Keseharian, Dari Matahari Bahkan Tubuh Manusia Itu Sendiri

Citra Larasati • 08 Februari 2025 10:00
Jakarta:  Radiasi kerap memiliki makna konotatif bagi manusia hanya dengan mendengar istilahnya.  Radiasi juga lekat dengan paparan energi negatif yang berasal dari benda-benda tertentu yang ada di sekitar manusia.
 
Banyak orang juga menghindari radiasi yang berasal dari benda atau barang-barang tertentu karena dianggap dapat memiliki efek negatif pada kesehatan manusia. Terlebih lagi jika terpapar dalam jumlah besar dan waktu yang lama.
 
Peneliti Ahli Muda dari Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir (PRTABN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Feni Fernita Nurhaini mengatakan, radiasi nyatanya memang ada di sekitar manusia. Bahkan, kata Feni, radiasi ada dalam kehidupan sehari-hari manusia sejak lahir hingga berkembang. 

Secara alami manusia akan selalu menerima radiasi dari alam, dan salah satu sumber radiasi terbesar adalah matahari. Nuklir dan radiasi memiliki risiko, namun keduanya juga memberikan manfaat besar. 
 
Bahkan menurutnya, manfaat radiasi yang diterima setiap hari berasal dari alam. “Takut terhadap risikonya boleh, tapi jangan fobia,” kata Feni, dalam sesi edukasi kepada Siswa SMA Tahfizh Al Qur’an Terpadu – Madinatul Qur’an Kota Depok di Bandung Jawa Barat, dikutip dari laman BRIN, Sabtu, 8 Februari 2025.
 
“Matahari merupakan reaktor alam yang radiasinya selalu diterima setiap hari oleh manusia. Selain itu, batuan yang berasal dari dalam bumi pun mengandung radiasi alam yang dinamakan radiasi teresterial. Bahkan, tubuh manusia juga memancarkan radiasi secara alami yang disebut radiasi interna,” terang Feni.

Sejarah Perkembangan Nuklir 

Dia mengungkapkan, sejarah perkembangan nuklir di Indonesia diawali pada 1945 dengan adanya peristiwa Bom Atom Hiroshima Nagasaki. “Kemudian pada 1950-an, mulai banyak uji coba senjata nuklir yang dilakukan di kawasan Pasifik. Dari uji coba tersebut, Indonesia melalui Panitia Negara menyelidiki adanya sisa zat radioaktif akibat uji coba senjata tersebut, yang kemudian melahirkan Lembaga Tenaga Atom,” ucapnya.
 
Pada 1964, Lembaga Tenaga Atom berubah menjadi BATAN dengan fungsi kelembagaan yang lebih luas. Sejak September 2021, BATAN diintegrasikan ke dalam BRIN bersama lembaga riset lainnya. “Selama 64 tahun, nuklir di Indonesia berkomitmen pada keselamatan dan telah memanfaatkan teknologi nuklir di berbagai bidang untuk kesejahteraan,” paparnya.
 
Menurut Feni, semua material di alam sekitar mengandung atom atau salah satu bagian kecil dari materi yang menyusun benda padat, cair, dan gas. Atom memiliki inti atom atau nukleus sebagai bagian terkecil yang menjadi pusat massa.
 
“Semua fenomena atau mekanisme yang terjadi pada inti atom yang disebut nuklir. Sementara itu, inti atom tidak stabil dapat memancarkan energi yang disebut sebagai radiasi,” ujarnya.
 
Baca juga: Prospek Kerja Kuliah Teknologi Nuklir, Bisa Jadi Apa?

Jika tubuh terkena radiasi, jelas Feni, efeknya kemungkinan bergantung pada dosis, jenis radiasi, kondisi tubuh, dan lain-lain. Radiasi tidak mengakibatkan kerusakan fungsi tubuh, karena sel akan mengalami recovery secara alami dan sehat kembali.
 
“Namun, radiasi juga dapat mengakibatkan berbagai kemungkinan seperti timbulnya kanker, kehilangan sebagian fungsi sel, dan diturunkan secara genetik. Sel rusak dan tidak berfungsi mengakibatkan terjadinya nekrosis atau kematian sel,” tuturnya.

Cara Melindungi Diri dari Paparan Radiasi

Feni menjelaskan cara untuk melindungi diri dari risiko akibat radiasi berlebih, salah satunya yaitu menggunakan pelindung atau perisai dari bahan yang tepat. “Lalu perhatikan jarak, jika semakin dekat jarak dengan sumber radiasi, maka risikonya pun semakin besar. Untuk itu, lakukan dengan secepat dan seefektif mungkin saat bekerja dengan radiasi,” terangnya.
 
Menurut Feni, teknologi nuklir dan radiasi telah dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti pertanian, pangan, kesehatan, industri, lingkungan, dan energi. “Contoh penerapan nuklir dan radiasi di bidang pertanian adalah teknik mutasi radiasi. Pada teknik ini, radiasi gamma mampu menginduksi mutasi pada materi genetik tanaman pangan untuk menciptakan keanekaragaman hayati. Lalu sifat unggul dari keanekaragaman tersebut dipilih,” ucapnya.
 
Dia membeberkan, tanaman dengan teknik mutasi radiasi memiliki keunggulan seperti produktivitas tinggi, tahan terhadap hama penyakit, daya adaptasi tinggi, serta memiliki kualitas dan rasa yang baik.
 
Ayat Bahrul Direktur Pesantren Tahfizh Madinatul Qur’an sebagai ketua rombongan  mengungkapkan, peningkatan pemahaman ilmu dan pengetahuan dapat diperoleh di luar kelas yaitu melalui kunjungan ilmiah ke badan atau lembaga salah satunya adalah BRIN. 
 
“Kami mau belajar dan memahami tentang riset dan inovasi sehingga dapat memacu siswa dan meningkatkan motivasi untuk meraih cita-cita. Kami berharap, dari materi yang disampaikan tentang teknologi nuklir ini, akan menjadi bahan pengetahuan tentang pemanfaatan nuklir untuk kehidupan manusia,” pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan