"Ini senyawa tiga dari Unair untuk Obat Pengembangan Baru (OBP) itu pengadaan lanjutannya bersama Kimia Farma," kata Rektor Unair Mohammad Nasih, di Kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Senin, 9 November 2020.
Namun Nasih masih merahasiakan proses pembuatan obat tersebut. Kerahasiaan itu berkaitan dengan penyediaan bahan yang digunakan nantinya pada uji klinik.
"Tentu dengan Kimia Farma juga ada proses-proses, harus ada kerahasiaan, menyangkut formula, paten, hak cipta. Maka kita ingin ada tandatangan untuk kerahasiaan datanya juga penyediaan bahannya untuk uji klinik," jelas Nasih.
Baca: Pemerintah Prioritaskan Pembuatan Vaksin Merah Putih
Selain dengan Kimia Farma, pihaknya juga menyiapkan cairan kimia pendeteksi covid-19, Reagen. Cairan ini disebut berfungsi untuk membaca secara cepat hasil swab test. Reagen dipercaya pula dapat mempersingkat proses swab test, yang semula memiliki tiga tahap, kini dipotong menjadi dua tahap.
"Dengan Reagen tadi, proses akan bisa kita potong, sehingga kita tinggal punya dua tahap, pengambilan swab dan langsung masuk ke PCR sehingga bisa lebih murah dan cepat," terang Nasih.
Jika pembuatan Reagen berjalan lancar, maka pihaknya siap memproduksi reagen secara besar dan luas. Reagen bakal dikirimkan ke rumah sakit.
"Kalau proses lancar bisa ditempatkan di tempat-tempat lain seperti rumah sakit. Artificial Intelegent juga kita juga manfaatkan untuk bidang-bidang kedokteran dan banyak lagi daftarnya (yang akan dikerjakan dengan Kimia Farma)," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News