Ghufron menyebut, ketika peralatan itu datang, maka akan diberikan kepada pihak yang meramu vaksin Merah Putih. Pihaknya mendahulukan proyek milik dalam negeri ini ketimbang memfasilitasi pengembangan vaksin dari luar negeri.
"Pemerintah juga mendorong untuk pengadaan peralatan dan inovasi untuk dimanfaatkan terutama untuk yang inovasi anak bangsa," kata Ghufron di Kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Senin, 9 November 2020.
Ghufron menyebut percepatan itu juga bakal menggunakan metode triple helix. Ini perlu sinkronisasi antara industri, akademisi dan pemerintah. Ketiganya harus mampu berbagi peran. Namun, untuk hilirisasi peran industri menjadi lebih besar.
Baca: Penggunaan Inovasi Penanganan Covid-19 Dinilai Belum Maksimal
"Industri harus bisa memasarkan. Jadi kita memanfatkan apa yang jadi hasil inovasi itu. Jangan sampai sudah coba-coba hasil udah bagus, tapi enggak bisa dimanfaatkan dengan baik begitu," terangnya.
Untuk hasil maksimal inovasi yang dihasilkan juga harus memiliki dampak lain. Dalam artian memiliki nilai ekonomis yang baik pula.
"Jadi kalau kita bisa memanfaatkan, artinya yang inovator dan juga industri kan uangnya makin banyak. Makin banyak, maka makin bagus, dan semuanya bagus. Jadi kualitas bagus, semua bagus akhirnya bisa lebih bagus lagi. Karena kualitas lebih bagus dan costnya jadi murah," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News