Minyak atsiri saat ini lebih banyak diekspor dalam bentuk mentah. “Saya berharap peneliti minyak atsiri Indonesia dapat melakukan lebih banyak penelitian tentang minyak atsiri terutama jika diaplikasi ke dalam produk,” ujar Warsito, Kamis, 25 Februari 2021.
Sementara itu, peneliti di Trop BRC IPB, Rika Indri Astuti mengungkapkan bahwa minyak atsiri sangat berpotensi sebagai antiaging pada level seluler. “Penelitian minyak atsiri awalnya menggunakan khamir dalam mencoba mengetahui khasiatnya. Kami cobakan ke dalam seluler. Hasilnya adalah minyak atsiri ternyata dapat berpotensi meningkatkan fungsi mitokondria sel sehingga meningkatkan umur khamir. Dalam tubuh manusia komponen minyak atsiri dapat berfungsi sebagai antioksidan,” jelas Rika.
Baca juga: Mahasiswa Unpad Gagas Masker Kain dengan Kualitas Masker Medis
Selain itu, pembicara dari Gifu University Jepang yaitu, Tohru Mitsunaga juga menjelaskan penggunaan minyak atsiri sebagai medical aromatherapy dan Aesthetic aromatherapy.
“Penggunaan minyak atsiri sebagai aromaterapi sangat bermanfaat sebagai penenang, karena aromanya khas dan mudah menguap”, paparnya.
Dalam kesempatan ini, Tohru juga memperlihatkan beberapa aktivitas budidaya tanaman atsiri dan tempat pengolahan minyak tersebut di Jepang dan Australia. Ia juga memaparkan proses pembuatan minyak atsiri menggunakan berbagai macam peralatan yang telah terstandarisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News