Mewakili pemerintah Indonesia, Nadiem menyambut baik kerja sama ini. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Jepang atas komitmennya untuk memperkuat pengembangan ekosistem reka cipta dan kualitas sumber daya manusia di bidang teknologi digital.
"Saat ini Kemendikbud telah melakukan berbagai transformasi kebijakan untuk menjadikan pendidikan tinggi Indonesia mampu beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi secara cepat," kata Nadiem melalui keterangan tertulis, Rabu, 9 Desember 2020.
Nadiem menjelaskan kerja sama ini dilatarbelakangi persamaan tujuan teknologi reka cipta Indonesia dan Jepang, yaitu dalam meningkatkan kualitas SDM yang dapat bersaing secara global. Ia mengatakan saat ini Kemendikbud telah merancang program 'perkawinan massal' perguruan tinggi dengan industri.
Kebijakan lainnya, ialah membangun 'digital talent pool' bagi mahasiswa dengan melibatkan perusahaan teknologi global. Tujuan dari kebijakan ini yaitu untuk menyiapkan lulusan perguruan tinggi yang tangkas, fleksibel dan relevan terhadap kebutuhan ekonomi berbasiskan inovasi.
Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang memiliki program INNO-vation HUB yang telah dikembangkan sejak 2014. Program INNO-vation HUB ini dibuat bertujuan untuk memacu inovasi dengan menciptakan terjadinya perubahan teknologi yang terdisrupsi di Jepang. Program INNO-vation HUB memiliki tujuan untuk mengumpulkan ide-ide unik untuk bisa direalisasikan dan diimplementasikan sebagai bagian dari upaya mempercepat disrupsi teknologi di Jepang.
"Program ini memiliki relevansi erat dengan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka yang telah diluncurkan," ujarnya.
Nadiem menjelaskan, Kampus Merdeka merupakan konsep yang bertujuan memperkuat lulusan agar dapat siap untuk bekerja, gesit, dan berorientasi masa depan melalui kemitraan yang kuat dengan industri dan membangun ekosistem inovasi antara universitas dan industri. Makanya, diperlukan kolaborasi antara sektor pendidikan dan industri dalam menciptakan sebuah reka cipta, sehingga dapat meningkatkan produksi dan distribusi di sektor domestik maupun global.
"Perguruan tinggi dapat menyediakan SDM yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan performa industri di dalam negeri maupun secara global," ungkapnya.
Baca: Komisi X Minta Dunia Pendidikan Jadi Prioritas Vaksinasi
Nadiem menambahkan, saat ini Kemendikbud telah merancang sebuah platform digital yang akan menjadi wadah bertemunya reka cipta/inovasi perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia industri. Platform ini dinamakan Kedai Reka.
Nadiem menerangkan, Kedai Reka dibuat dalam membangun ekosistem Kampus Merdeka dengan harapan akan menjadi wadah kolaborasi nyata pertemuan antara perguruan tinggi dengan dunia industri sebelum mengajukan hibah Matching Fund. Adapun Matching Fund merupakan bantuan dana yang diberikan untuk melengkapi atau memperkuat sebuah program hilirisasi karya reka cipta perguruan tinggi dengan industri atau investor.
Total dari matching fund yang tersedia saat ini sebanyak Rp250 miliar. Ada beberapa keuntungan dari matching fund, salah satunya mengurangi potensi kerugian di tahap research and development.
"Menambah jumlah penerima manfaat, menghasilkan produk dengan tingkat kesiapan teknologi yang lebih baik, melibatkan lebih banyak Insan Dikti dalam kolaborasi, serta mendorong terjadinya dialog dan menyusun proposal bersama," ungkap Nadiem.
Nadiem berharap kerja sama ini dapat memberikan dampak yang lebih positif bagi SDM dan perkembangan industri kedua negara. Bagi Nadiem, kerja sama ini akan menjadi sejarah dalam memperkuat kemitraan dan mengembangkan ekosistem inovasi.
"Dengan harapan dapat memberikan kesempatan bagi SDM Indonesia untuk dapat terlibat dalam mengembangkan inovasi yang menjawab kebutuhan masyarakat dan industri," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang Ryota Takeda menekankan, kedua negara akan bekerja sama untuk menciptakan industri global dengan mempromosikan dan mendukung SDM yang dapat melahirkan inovasi disruptif. Melalui kerjasama ini, dimungkinkan pula untuk bertukar SDM (inventor dan inovator, profesor dan mahasiswa).
Baca: Kehadiran Vaksin Diminta Tak Jadi Alasan Tunggal Pemberian Izin PTM
Selain itu, bekerjasama dalam program sarjana dan pascasarjana, menghubungkan hub jaringan INNO-vation dengan Kedai Reka, melibatkan perusahaan dengan universitas, baik dari Indonesia maupun Jepang. Bahkan, beberapa mitra program INNO-vation sudah menerima magang dan ingin mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
"Mulai saat ini kedua negara akan bekerja sama untuk menciptakan industri global dengan mempromosikan dan mendukung sumber daya manusia yang dapat melahirkan inovasi disruptif," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id