Batik pewarna tanah buatan Irma sudah mengantongi HAKI dan diberi nama BANESA atau Batik Tanah Unesa. Irma menjelaskan tanah yang digunakan sebagai pewarna batik bukan sembarang tanah. Berbagai jenis tanah sudah dia teliti, termasuk tanah di Pamekasan, Malang, hingga Bangkalan.
"Riset itu saya bukukan, tanah daerah ini jenisnya begini dan warnanya begini semua saya dokumentasikan," jelas Irma dikutip dari laman unesa.ac.id, Selasa, 13 Desember 2022.
Irma mengungkapkan dari banyaknya jenis tanah yang diteliti, tanah dari Bangkalan menjadi salah satu yang terbaik karena memiliki jenis warna menonjol saat digunakan di kain. Selain itu, dia juga sering menggunakan tanah dari Lamongan.
"Jenis tanah liat tidak bisa digunakan, karena memiliki silika yang bisa menutup pori-pori kain," papar dia.
BANESA kini sudah menghasilkan berbagai motif batik Sebanyak 35 motif sudah mengantongi HAKI. Produk batik Irma juga rutin diperagakan dalam berbagai pameran busana maupun fashion show di Surabaya maupun berbagai daerah lainnya.
Irma bekerja sama dengan sejumlah UKM batik di Surabaya dan Probolinggo agar produknya bisa berdampak pada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). "Sistemnya kolaborasi yang tujuannya untuk memberdayakan teman-teman UKM sehingga usaha bisa berkelanjutan dan berdampak pada kesejahteraan UKM di berbagai daerah," ucap Irma.
Dosen Pendidikan Kesehatan Keluarga Unesa itu bercerita idenya bermula dari rasa penasaran setelah membaca salah satu artikel tentang batik tanah. Artikel tersebut sudah lama dan dia tidak menemukan cara pembuatannya.
Sebab, batik yang diteliti dalam artikel tersebut sudah tidak lagi diproduksi. Karena penasaran, dia bersama rekan-rekan dosen melakukan penelitian berbagai jenis tanah dan diuji coba.
Penelitian dan uji coba tidak mudah karena harus memulai dari nol. Percobaan Irma dan teman-temannya anyak mengalami kegagalan, seperti jenis tanah warnanya bagus, tetapi saat digunakan di kain malah luntur, ada yang tidak mau menempel, dan lain-lain.
Irma tidak putus asa. Dia terus berusaha dan melakukan pengujian demi pengujian hingga akhirnya menemukan jenis tanah yang cocok digunakan sebagai pewarna batik.
"Selain warna, daya rekatnya juga menjadi pertimbangan pemilihan tanah," papar dia.
Batik tanah memiliki sejumlah keunggulan di antaranya jenis warna berbeda tergantung dari jenis tanah yang digunakan. Kendati cara dan komposisi bahan yang digunakan sama, tetapi menggunakan jenis tanah berbeda dan di waktu berbeda, hasilnya tetap memiliki ciri khas dan perbedaan. Hal ini membuat BANESA limited edition.
Selain itu, kain yang dihasilkan lebih nyaman digunakan. Penggunaan warna tanah membuat kain batik menjadi lebih dingin saat dipakai.
"Tanah yang menempel pada serat kain membantu penyerapan keringat. Karena itu terasa lebih nyaman di badan kendati cuaca panas," beber dia.
Berbagai produk BANESA kini bisa dilihat di galeri kampus, khususnya program Vokasi, Kampus Ketintang. Selain itu, juga dipasarkan online di berbagai lapak jualan.
"Semoga dengan inovasi ini semakin memperkaya jenis batik nusantara dan menjadi penggerak dan pemberdaya UKM," ucap Irma.
Baca juga: Keren Banget! Mahasiswa Unesa Buat Aplikasi Peduli Cyberbullying, Tembus Top 10 Kompetisi Uni Eropa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News