Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro Foto: Zoom
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro Foto: Zoom

Menristek Beberkan Persoalan yang Bikin Macet 'Triple Helix'

Muhammad Syahrul Ramadhan • 19 Agustus 2020 15:17
Jakarta: Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, ekosistem triple helix antara akademisi, industri, dan pemerintah belum optimal.  Salah satunya karena masih adanya rasa saling tidak percaya di antara ketiganya, sehingga menghambat sinergi dalam menghasilkan inovasi dalam negeri.
 
Bambang mengatakan, pembentukan ekosistem Triple Helix ini akan menjadi salah satu prioritas program yang dilakukan pihaknya. Ini guna memperlancar sinergi dan penyatuan tiga sektor tersebut.
 
Sebab, kata Bambang, Indonesia pada dasarnya sudah memiliki semua unsur triple helix (akademisi, bisnis atau pengusaha dan pemerintah) untuk menghilirisasi riset, penelitian, dan inovasi. Namun kekinian, di antara ketiganya masih belum terbentuk rasa saling memahami dan mempercayai. 

“Untuk menghilangkan ketidakpercayaan atau miskomunikasi ini, maka kementerian kami akan berinsiatif menciptkan ekosistem triple helix,” kata Bambang dalam Webinar bertema 'Strengthening Research and Innovation with AI to Foster Economic Recovery', Rabu, 19 Agustus 2020.
 
Baca juga:  Rektor IPB Sodorkan Empat Solusi Genjot Kemajuan Penelitian
 
Lebih lanjut, mantan Menteri Bappenas ini menjabarkan beberapa masalah dalam Tripel Helix, antara pemerintah dinilai terlalu mengekang dan membatasi gerak industi ketika mengembangkan produk inovasi dalam negeri.  Kemudian di sisi lain, industri seolah tidak peduli dengan hasil riset dalam negeri, malah cenderung memilih mengimpor.
 
Karena itu, Bambang menekanakan, betapa pentingnya ekosistem Tripel Helix harus terbangun di masa mendatang.  Tujuannya agar simpul-simpul kemacetan tersebut dapat diluruskan, sehingga kolaborasi antara ketiganyapun menjadi lancar.
 
Khususnya untuk bersinergi dalam mempercepat capaian Prioritas Riset Nasional (PRN).
“Industri yang biasa dihilir, kita tarik lebih ke hulu agar mereka harus tahu apa yang dikerjakan oleh peneliti.  Peneliti di saat yang sama juga harus mendengarkan pendapat yang di hilir untuk mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat,” jabarnya.
 
Sementara pemerintah, harus memahami kendala yang dihadapi oleh peneliti dan juga industri. Dengan begitu, pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan dengan tepat.
 
“Sehingga regulasi yang dibuat tidak menjadi kendala, justru menjadi faktor yang mempercepat (terwujudnya triple helix),” tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan