Mahasiswa yang tergabung dalam Tim Neutrino ITS, Phalul Zhemas Zul Nehan, menjelaskan korosi pada lambung kapal diakibatkan kontak langsung dengan air laut yang memiliki konduktivitas tinggi sehingga terjadi peristiwa oksidasi. Hal tersebut dapat menimbulkan pembengkakan permasalahan dalam segi biaya dan usia perbaikan kapal laut.
Phalul bersama dua rekan timnya, yakni Intan Yulia Putri Perindasari dan Andyan Rafi Setopratama, berinisiatif memproyeksikan inovasi melalui metode coating kapal yaitu biomaterial. Dalam prosesnya, material yang digunakan ini berupa pasir besi dan limbah abu sekam padi yang populer untuk membuat nanopartikel berupa silika.
Hal ini dirancang dengan alasan sifat toksisitas rendah, koersivitas yang tinggi, dan biokompatibel daripada material berukuran nano lainnya. Phalul menuturkan penelitian terdahulu telah menunjukkan material silika banyak ditemui di alam dan juga berupa limbah abu sekam padi.
Penggunaan limbah abu sekam padi berpotensi besar dibuat pelapis antikorosi pada pelat baja karbon di lambung kapal. “Dengan demikian, memungkinkan untuk menahan difusi uap air, ion-ion oksigen ke permukaan logam,” jelas dia.
Phalul menyebut penggunaan limbah ini juga berdampak positif dengan efisiensi 81 persen untuk menghambat laju korosi. Dengan besarnya efisiensi tersebut, sekam padi akan memiliki sifat hidrofobik antibasah, terlihat selalu bersih, hingga dapat mengurangi gesekan air laut dengan permukaan badan kapal.
“Ini merupakan solusi akurat untuk menekan biaya produksi coating kapal,” ujar dia.
Berdasarkan inovasi material komposit magnetik dan silika, diusulkan karya melalui tahap review beberapa hasil pengujian karakterisasi dari penelitian terdahulu yang relevan. Selanjutnya, didapatkan hasil pengujian pendistribusian partikel akan tepat ke dalam matriks coating, karena mampu menciptakan efek penghalang dan mengurangi jalur transportasi korosif melalui ketebalan lapisan.
Dengan hasil lain berupa kinerja perlindungan mekanis dan korosi dari film pelapis yang berdampak besar berdasarkan dari persentase nanofiller yang dipakai. Proyeksi penelitian ini menunjukkan persebaran homogen nanopartikel guna mengetahui karakteristik pelindung kimia dan korosi.
“Nantinya, akan menunjukkan efektivitas material komposit untuk tiap-tiap percobaan," jelas mahasiswa bimbingan Retno Asih ini.
Phalul berharap gagasan inovatif timnya ini dapat terus menjadi solusi berkelanjutan hingga bisa mengatasi permasalahan korosi pada baja lambung kapal yang didukung dengan sifat hidrofobik material. “Disarankan pula adanya peningkatan kualitas observasi penelitian untuk mengetahui lebih jauh potensi pengembangannya,” ujar dia.
Berkat kreativitas inovasi tersebut, tim yang terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Fisika ini berhasil menyabet Juara I dan Juara Best Presentation di kejuaraan karya tulis ilmiah Airlangga Maritime Week 2022. Tim membawa judul penelitian Pemanfaatan Pasir Besi dan Limbah Abu Sekam Padi Untuk Nanomaterial Komposit Fe3O4/SiO2 Sebagai Pelapis Anti Korosi Pada Lambung Kapal.
Baca juga: Alpha Academy, Inovasi Mahasiswa ITS Bantu Siswa Ikut Olimpiade |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News