Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan fasilitasi pendanaan PPIK ini merupakan salah satu komitmen BRIN terhadap pengujian produk inovasi kesehatan pada uji klinis. Fasilitasi salah satunya diberikan kepada I Nyoman Jujur dari organisasi riset Nanoteknologi dan Material – Pusat Riset Material Maju yang bekerja sama dengan PT Zenith Allmar.
I Nyoman akan mengembangan prototipe implan tulang belakang. Riset tersebut menjadi salah satu produk pada kegiatan Prioritas Riset Nasional (PRN).
Kandidat selanjutnya, Erry Dwi Kurniawan dari organisasi riset Elektronika dan Informatika – Pusat Riset Telekomunikasi yang bekerja sama dengan PT Tesena Inovindo. Erry akan mengembangkan Ventilator CPAP-BiPAP.
Selanjutnya, Zullies Ikawati dari Universitas Gadjah Mada yang bekerja sama dengan PT Konimex. Zullies akan mengembangkan kandidat obat Fitofarmaka untuk Cognitive Enhancer dari ekstrak kayu secang.
PPIK ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada periset lain yang masih memiliki kendala dalam pengujian produk inovasi kesehatan. Seperti pengurusan administrasi, waktu dan biaya pelaksanaan riset, baik produk inovasi obat, obat tradisional, vaksin, dan alat kesehatan.
Fasilitasi ini juga diharapkan dapat mendorong percepatan pengujian produk kesehatan yang terbukti ilmiah, aman, dan lulus uji pada tingkat manusia. “Program fasilitasi PPIK ini juga melibatkan mitra industri terkait sehingga mampu mengawal dari sisi pengurusan izin edar dan produksi serta komersialisasi dari produk kesehatan yang diujikan,” kata Handoko.
Baca: Risiko Besar, Industri Masih Gamang Ikut Riset Kesehatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News