Sebuah studi terbaru mengungkapkan ada dua fase dalam hidup ketika proses penuaan berlangsung lebih cepat dari biasanya. Penemuan ini memberikan wawasan menarik tentang perubahan biologis tubuh manusia.
Menurut studi tentang perubahan molekuler yang berkaitan dengan penuaan ini, manusia mengalami dua percepatan penuaan drastis, yaitu pada usia rata-rata 44 tahun dan 60 tahun.
“Kita tidak hanya berubah secara bertahap seiring waktu; ada beberapa perubahan yang terjadi sangat dramatis,” jelas genetikawan Michael Snyder dari Universitas Stanford pada Agustus 2024 saat studi tersebut dipublikasikan dikutip dari laman Science Alert, Kamis, 19 Juni 2025.
“Ternyata usia pertengahan 40-an adalah masa perubahan yang drastis, begitu pula awal usia 60-an. Hal ini berlaku pada semua jenis molekul yang kita teliti.”
Penuaan merupakan proses kompleks dan sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko berbagai penyakit. Snyder dan timnya meneliti biologi penuaan untuk lebih memahami perubahan yang terjadi dan bagaimana prosesnya, guna mengurangi risiko dan mengobati penyakit-penyakit tersebut.
Untuk mencapai tujuannya, mereka memantau 108 orang dewasa yang secara rutin menyumbangkan sampel biologis setiap beberapa bulan selama bertahun-tahun.
Para peneliti menemukan pada kondisi tertentu, seperti Alzheimer dan penyakit kardiovaskular, risiko penyakit tidak meningkat bertahap, melainkan melonjak tajam setelah usia tertentu. Hal ini membuat mereka ingin meneliti lebih dalam biomarker penuaan untuk mengidentifikasi perubahan tersebut.
Menggunakan sampel biologis tersebut, para peneliti melacak berbagai jenis biomolekul, termasuk RNA, protein, lipid, serta mikrobioma dari usus, kulit, hidung, dan mulut, dengan total 135.239 fitur biologis.
Setiap penyumbang menyerahkan rata-rata 47 sampel selama 626 hari, dengan orang dewasa yang paling lama berpartisipasi menyerahkan 367 sampel. Kekayaan data ini menghasilkan lebih dari 246 miliar titik data, yang kemudian diproses untuk mencari pola dalam perubahan tersebut.
Baca juga: Olahraga 5 Jam per Minggu Bisa Turunkan Risiko Hipertensi di Usia Tua, Ini Penjelasan Ahli |
Snyder dan rekan-rekannya memperhatikan terdapat perubahan yang sangat jelas dalam jumlah berbagai jenis molekul di tubuh manusia pada dua tahap berbeda.
Sekitar 81 persen dari semua molekul yang mereka teliti menunjukkan perubahan selama salah satu atau kedua tahap tersebut. Perubahan mencapai puncaknya pada pertengahan usia 40-an dan awal usia 60-an, dengan profil yang sedikit berbeda.
Puncak pertengahan usia 40-an menunjukkan perubahan pada molekul yang berhubungan dengan metabolisme lipid, kafein, dan alkohol, serta penyakit kardiovaskular, dan gangguan pada kulit dan otot.
Puncak pada awal usia 60-an berkaitan dengan metabolisme karbohidrat dan kafein, penyakit kardiovaskular, kulit dan otot, regulasi imun, dan fungsi ginjal.
Puncak pertama, yaitu pada pertengahan usia 40-an, biasanya bertepatan dengan masa menopause atau perimenopause pada perempuan. Namun, para peneliti mengesampingkan faktor ini sebagai penyebab utama karena pria juga mengalami perubahan molekuler signifikan pada usia yang sama.
"Hal ini menunjukkan bahwa meskipun menopause atau perimenopause mungkin berkontribusi pada perubahan yang diamati pada perempuan di usia pertengahan 40-an, ada faktor lain yang lebih signifikan memengaruhi perubahan ini pada pria dan perempuan," jelas Xiaotao Shen, seorang ahli metabolomik sekaligus penulis utama studi ini, yang saat itu berada di Universitas Stanford dan kini di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.
“Mengidentifikasi dan meneliti faktor-faktor ini seharusnya menjadi prioritas untuk penelitian di masa depan.”
Para peneliti menyadari ukuran sampel mereka cukup kecil dan mereka hanya menguji sampel biologis yang terbatas dari orang-orang berusia antara 25 hingga 70 tahun.
Dengan begitu, penelitian di masa depan dapat membantu menyelidiki fenomena ini lebih dalam, dengan menganalisisnya secara lebih rinci, pada rentang subjek yang lebih luas, untuk memahami bagaimana tubuh manusia berubah seiring waktu. (Alfi Loya Zirga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News