Gigi purba. DOK WSJ
Gigi purba. DOK WSJ

Spesies Baru Nenek Moyang Manusia Terungkap dari Temuan Gigi Purba di Afrika

Renatha Swasty • 12 September 2025 23:04
Jakarta: Penemuan gigi purba di sebuah situs arkeologi Afrika membawa berita mengejutkan. Fosil ini diduga milik spesies manusia purba yang belum pernah dikenal sebelumnya.
 
Temuan gigi berusia jutaan tahun ini berpotensi mengubah cara para ilmuwan memetakan garis keturunan manusia. Penemuan ini diumumkan resmi pada Agustus lalu.
 
Dilansir dari laporan Wall Street Journal, awal ceritanya terjadi tujuh tahun lalu ketika tim paleoantropolog melakukan pencarian fosil di wilayah Afar, Ethiopia benua Afrika. Saat itu, seorang asisten lapangan bernama Omar Abdulla Omar tiba-tiba berhenti setelah melihat sesuatu di tanah. Ternyata, ia telah menemukan sebuah gigi.

Beberapa jam kemudian, Omar kembali menemukan gigi geraham lain di tanah vulkanik. Dalam satu minggu berikutnya, tim berhasil mengumpulkan total sembilan gigi, baik geraham maupun gigi seri, di situs arkeologi Ledi-Geraru. Diketahui semua giginya berusia sekitar 2,6 juta tahun.
 
“Rasanya seperti sebuah keajaiban setiap kali menemukan bukti bahwa nenek moyang kita meninggal di tempat dan waktu yang tepat, sehingga fosilnya bisa bertahan jutaan tahun untuk akhirnya kita temukan,” kata Antropolog dari Virginia Commonwealth University, Amy Rector, sekaligus penulis pendamping penelitian ini.
 
Menurut Rector, periode 2 hingga 3 juta tahun lalu sangat penting dalam studi evolusi manusia, karena di masa itulah genus Homo (garis keturunan manusia modern) pertama kali muncul, sementara kelompok primata awal lain, yaitu Australopithecus, mulai punah.
 
Dalam garis keturunan Australopithecus ada nenek moyang terkenal bernama “Lucy,”  yang dikenal sebagai salah satu spesies pertama yang terbiasa berjalan dengan dua kaki.
 
Baca juga: Mahasiswi Arkeologi Berhasil Temukan Artefak Emas Langka di Inggris

Sebelumnya, para peneliti juga menemukan empat gigi lain di situs tersebut. Namun, setelah dibandingkan, mereka mengidentifikasi dua kelompok gigi itu berasal dari spesies berbeda. Hasil identifikasinya adalah, empat gigi milik generasi awal genus Homo, sedangkan sembilan gigi lainnya berasal dari spesies Australopithecus yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.
 
Bertahun-tahun, para peneliti membandingkan bentuk dan ukuran gigi ini dengan gigi dari garis keturunan manusia purba lain di Afrika Timur. Hasilnya, sembilan gigi itu ternyata sangat berbeda dari spesies yang sudah diketahui.
 
“Saya rasa tim ini berhasil menunjukkan bahwa bentuk gigi Australopithecus yang mereka temukan memang berbeda dari spesies lain yang sudah pernah ditemukan,” kata Paleoantropolog dari Chatham University, Pennsylvania, Kevin Hatala, yang tidak terlibat dalam penelitian.
 
Penemuan ini menunjukkan beberapa spesies manusia purba kemungkinan hidup berdampingan di kawasan ini jutaan tahun lalu, sebuah temuan berbeda dari dugaan banyak ahli sebelumnya.
 
Pada tahun 1990-an hingga 2000-an, banyak peneliti berpendapat garis keturunan Homo berkembang langsung dari Australopithecus. Namun, menurut Kaye Reed, paleoantropolog dari Arizona State University sekaligus salah satu penulis penelitian ini, menilai pendapat tersebut tidak tepat.
 
“Evolusi tidak berjalan lurus begitu saja,” jelas Reed. “Bukan hanya satu nenek moyang saja yang berjalan melewati waktu,” tambahnya.
 
Bukti terbaru mendukung pendapat Reed. Penelitian menunjukkan beberapa spesies dari garis keturunan berbeda hidup pada masa yang sama dan beradaptasi sesuai lingkungannya. Meski begitu, spesies baru ini belum punya nama resmi. “Kita tidak bisa menamai spesies hanya dari gigi,” kata Reed. “Kita butuh tengkorak!”
 
Tim peneliti berharap bisa menemukan fosil tambahan dalam ekspedisi berikutnya. (Alfi Loya Zirga
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan