Pengembangan inovasi plester sariawan yang diberi nama Ulceosan ini merupakan proyek hibah Matching Fund Kedaireka. Nasrul bersama tim bekerja sama dengan PT Lunaray Cahaya Abadi.
“Jadi inovasinya itu adalah kita membuat semacam plester untuk di mukosa mulut. Plester ini berbasis biopolymer, kita pilih Alginat dan Kitosan yang bisa menutupi luka dan bersifat biodegradable,” papar Nasrul dikutip dari laman unpad.ac.id, Senin, 22 Januari 2024.
Inovasi Nasrul dan tim menawarkan keunggulan produk yang aman dan tidak memberikan efek samping. Plester ini bisa membantu menyembuhkan sariawan dan menggantikan produk luar negeri yang mahal harganya.
Nasrul menyampaikan produk ini bisa lebih murah empat kali dibandingkan dengan produk luar negeri yang sudah ada di pasaran. “Plester sariawan yang dibuat adalah produk subsitusi asal Jepang dan Korea Selatan, dengan berbahan dasar dari dalam negeri tentunya harganya akan lebih terjangkau di masyarakat” kata Nasrul.
Plester sariawan buatan Nasrul mengandung bahan dasar Alginat dan Kitosan. Bahan ini dipilih karena ketersediaanya cukup banyak di Indonesia.
Selain itu, pemilihan kedua bahan ini bertujuan untuk memperkuat mechanical properties dari hydrogel film yang dihasilkan. Sehingga, plester tidak mudah larut atau patah ketika digunakan.
“Jadi, itu merupakan salah satu hasil riset kami yang sedang dihilirisasi. Dasarnya itu dari hydrogel film, kalau dikatakan bisa seperti plester. Hydrogel film ini berbeda dengan plester yang biasanya kita gunakan di luar, kalau plester ini bisa meluruh sendiri di dalam luka,” kata Prof. Nasrul.
Riset plester perawatan sariawan ini telah melalui proses panjang dalam pengujian dan telah dipublikasikan di beberapa jurnal internasional bereputasi. Pertama, evaluasi formula dan uji untuk melihat sifat psikokimia dari hydrogel film yang digunakan.
Kedua, uji efikasi pra klinis pada luka di lidah serta mukosa mulut mencit. Terakhir, dari pengujian yang dilakukan pada produk ini adalah uji klinis.
“Jadi di syaratnya itu harus diuji farmakodinamiknya, uji pra-klinisnya di mencit, kita sudah melalui tahapan-tahapan itu. Jadi semua sudah lengkap, mudah-mudahan bisa segera keluar izin edarnya,” kata Nasrul.
Nasrul menyampaikan produk plester untuk perawatan luka sariawan ini sedang dalam proses melengkapi persyaratan untuk membuat izin edar alat kesehatan. Dia berharap produk sudah bisa dijumpai di pasaran pada pertengahan 2024.
Dia juga berharap plester untuk sariawan ini dapat segera beredar dan bisa diterima oleh masyarakat luas. “Harapan saya ini dapat diterima di masyarakat dan yang biasanya sering merasa terganggu karena sariawan dengan ini bisa menjadi jawaban karena ini nyaman tanpa perih dan praktis atasi sariawan,” ujar dia.
Nasrul dan tim juga mengembangkan Ulceostin yang mengandung alpha-Mangostin di dalamnya. Namun, produk ini masih berbentuk prototipe dan sedang melalui proses uji klinis.
Dia berharap ke depan inovasi ini makin berkembang dengan menambahkan berbagai zat aktif yang memang efektif untuk mempercepat penyembuhan luka.
“Bukan hanya basis, nanti juga ada yang mengandung alpha-Mangostin. Mudah-mudahan lebih cepat kalau pakai alpha-Mangostin karena punya efek antiradang, antioksidan juga efek untuk anti bakteri yang bisa mempercepat penyembuhan luka, tetapi yang akan dipasarkan pertama hanya yang basis saja,” jelas dia.
Produk lain yang juga sedang diriset adalah Nano Spray propolis untuk penyembuhan jerawat. Produk berbahan dasar propolis ini masih di tahap riset dasar dan sudah mendapatkan hibah pendanaan dari BRIN.
Baca juga: Peneliti Unpad Bikin Nenomimo, Pengubah Citra MRI Jadi 3 Dimensi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id