Mendiktisaintek, Brian Yuliarto. Foto: Ilham Pratama
Mendiktisaintek, Brian Yuliarto. Foto: Ilham Pratama

Target 2026, Kemendiktisaintek Arahkan Riset Kampus untuk Tangani Krisis Lingkungan

Ilham Pratama Putra • 24 Desember 2025 17:32
Jakarta: Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mendorong kampus untuk melakukan penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang lebih berdampak pada 2026. Utamanya untuk menghadapi permasalahan krisis ekologis dan lingkungan
 
"Bagaimana kita melalui penelitian dan pengabdian di masyarakat ini bisa mengantisipasi atau penanganan permasalahan," kata Mendiktisaintek, Brian Yuliarto di Jakarta, Rabu 24 Desember 2025.
 
 
Permasalahan ekologis ini, kata dia, sangat penting untuk diselesaikan. Pasalnya permasalahan tersebut dapat menimbulkan bencana seperti banjir.
 
Pun saat ini, pemerintah melakukan pemetaan persoalan ekologis di berbagai daerah. Termasuk di wilayah Sumatra seperti Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang kini terdampak banjir.

"Kita melakukan kajian tata ruang di tiga provinsi yang saat ini terkena musibah," imbuhnya.
 
Selain itu kajian mengenai hal serupa dilakukan di beberapa wilayah lainnya. Seperti Jawa Barat, Bali hingga Bandung. "Di mana di daerah-daerah ini tata ruang harus diperbaiki," jelasnya.
 
Brian mencontohkan perbaikan utama yang dapat dilakukan adalah perbaikan hutan, agar potensi musibah seperti banjir tak terjadi lagi.
 
"Kita upayakan reboisiasi lagi, bagi daerah yang mempunyai potensi musibah, tantni akan diperbaiki. Jadi kami setuju nantinya ini ada di dalam program penelitian dan pengabdian masyarakat 2026," tutur Brian.  
 
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan penambahan korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Barat (Sumbar), dan Sumatra Utara (Sumut) pada akhir November 2025. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatin) BNPB Abdul Muhari menyampaikan, jumlah korban jiwa terus bertambah dari hasil temuan dan identifikasi di lapangan.
 
“Per hari ini, Senin, 22 Desember 2025, tercatat total korban meninggal dunia mencapai 1.106 jiwa, bertambah 16 orang dibandingkan data pada Minggu sebelumnya yang berjumlah 1.090 jiwa,” ujar Abdul Muhari dalam siaran langsung YouTube BNPB, Senin, 22 Desember 2025.
 
Adapun rincian korban meninggal dunia di tiga provinsi terdampak sebagai berikut:
  • Aceh: 477 jiwa
  • Sumatra Utara: 369 jiwa
  • Sumatra Barat: 260 jiwa
Sementara itu, jumlah korban yang masih dalam pencarian mengalami penurunan. BNPB mencatat, daftar orang hilang berkurang 10 jiwa, sehingga saat ini 175 orang masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan.
 
Selain korban jiwa, dampak bencana juga menyebabkan ratusan ribu warga mengungsi. Hingga hari ini, BNPB mencatat sebanyak 502.570 orang masih berada di lokasi pengungsian.
 
Namun, jumlah tersebut terus berkurang dalam sepekan terakhir. "Sebagian besar di minggu terakhir cukup banyak berkurang, mulai kembali ke rumah masing-masing dan tinggal di rumah kerabat di luar daerah bencana," jelas dia.
 
Untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, BNPB memastikan layanan logistik dan pangan masih berjalan. Kebutuhan makanan harian pengungsi saat ini didukung melalui dapur umum yang dikelola pemerintah daerah serta dapur mandiri yang dibangun oleh masyarakat.
 
BNPB bersama pemerintah daerah dan unsur terkait terus mengoptimalkan upaya penanganan darurat, termasuk pencarian korban hilang, pemenuhan kebutuhan pengungsi, serta percepatan pemulihan pascabencana di wilayah terdampak.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan