“Teknologi presisi dapat meningkatkan efisiensi penggunaan nutrien, mengatasi heat stres, mampu mengelola hijauan dengan tepat dan menyediakan keseimbangan energi,” paparnya saat Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University.
Di samping itu, lanjut dia, adanya teknologi presisi sangat membantu pemberian suplemen pada ternak dengan tepat, meningkatkan performa reproduksi dan menurunkan prevalensi penyakit.
“Saat ini, sudah banyak contoh teknologi presisi di bidang sapi perah dari yang sangat canggih sampai yang sederhana. Yang canggih misalnya automated robotic milking system atau robot pemerah susu,” jelasnya.
Adapun teknologi presisi sederhana, Despal mencontohkan seperti vacum cleaner untuk pembersih lantai yang dapat digunakan di kandang. Atau teknologi pemantau birahi dengan kamera infrared, cara kerjanya mirip seperti alat pendeteksi suhu tubuh yang marak dipakai di tempat publik.
“Teknologi presisi seperti remote sensing dan imaging, precision irrigation system, near-infrared spectroscopy (NIRS), handheld forage tester, harvesting equipment dan data analytic serta management systems dapat memudahkan pengelolaan produksi, penggunaan dan pendeteksian kualitas hijauan,” urainya.
Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan ini menambahkan, teknologi presisi juga membantu menjaga keseimbangan energi ternak dengan formulasi ransum presisi. Untuk pemantauan body condition score (BCS) dapat menggunakan teknologi imaging 3D body scanning yang dilengkapi computer vision technology.
Selain itu, sebut Prof Despal, pemberian pakan juga dapat dilakukan secara akurat berdasarkan kebutuhan masing-masing individu sapi. Teknologi presisi membantu pemberian suplemen dengan tepat dengan memonitor penggunaan nutrien sehingga memudahkan menentukan kekurangan nutrien dan menyasar individu ternak secara tepat.
“Teknologi precision feeding system, real time monitoring sensor seperti rumen bolus, wearable activity trackers dan rumination monitor, serta nutrition management software membantu menyediakan nutrien yang cukup untuk proses reproduksi,” ungkapnya.
Despal mengatakan, saat ini, teknologi presisi sudah diterapkan di beberapa peternakan, salah satunya di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Bandung, Jawa Barat. Sejumlah koperasi juga telah memiliki milkotester untuk menguji kualitas susu.
Baca juga: Dorong Kemandirian Bahan Baku Obat, Profesor ITS Kembangkan Fluida Superkritis |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News