Pelatihan pengenalan portable sequencing. DOK IPB
Pelatihan pengenalan portable sequencing. DOK IPB

Dosen IPB Ungkap Strategi Amankan Kekayaan Hayati Indonesia

Renatha Swasty • 20 Oktober 2022 13:03
Jakarta: Indonesia memiliki beraneka ragam kekayaan hayati. Namun, kerusakan alam membuat aneka ragam hayati menghilang. 
 
Dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Deden Derajat Matra mengungkapkan strategi mengamankan kekayaan hayati Indonesia. Salah satunya dengan sequencing (merunut) untaian DNA.
 
DNA merupakan satuan terkecil dari organisme yang menyimpan informasi genetik penting. Teknik isolasi DNA merupakan salah satu cara mendapatkan DNA dengan kualitas dan kuantitas tertentu yang akan digunakan untuk analisis PCR (Polymerase Chain Reaction) atau digunakan sebagai template untuk sequencing (merunut) untaian DNA.

Sekuensing DNA ini penting untuk mengetahui urutan DNA yang terdiri dari basa AGTC yang dapat menentukan kedekatan spesies atau pembeda antara varietas. Deden menyebut penelitian keragaman biodiversitas dapat mengetahui jumlah sesungguhnya kekayaan hayati yang dimiliki untuk inventarisasi.
 
Selain itu, teknik ini bisa digunakan sebagai referensi untuk mengetahui fungsi tanaman di masa datang. "Metode ini dapat menghindari kehilangan data biodiversitas yang disebabkan oleh kerusakan alam maupun yang lainnya," ujar Deden Derajat Marta dalam pelatihan pengenalan portable sequencing dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Oktober 2022.
 
Deden menjelaskan penelitian di lapangan dengan teknologi ini sangat prospektif dalam riset keragaman biodiversitas tanaman di tengah kerusakan alam yang semakin cepat. Dengan memperoleh data realtime, dapat diketahui jenis tanaman yang sudah terdaftar dalam database DNA dunia, seperti National Centre for Biotechnology Information (NCBI) maupun kandidat dari spesies baru pada saat itu juga.
 
“Penggunaan yang lebih luas dapat mengetahui keragaman hayati khususnya jenis mikroorganisme dalam lingkungan tersebut. Penggunaan alat ini tidak membutuhkan infrastruktur laboratorium canggih, serta dapat digunakan di mana saja sehingga bisa dilakukan di hutan sekalipun,” beber Deden.
 
Dalam sejarahnya, penelitian menggunakan alat ini telah dirintis di IPB University bersama dengan tim Iskandar Z Siregar sejak 2020. Penelitian tersebut berhasil men-sekuen berbagai macam jenis kayu penting dan sudah dipublikasikan di jurnal-jurnal bereputasi terindeks scopus. (SMH).
 
Baca juga: Dosen IPB Teliti Mangga Kasturi, Endemik Kalimantan Selatan yang Hampir Punah

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan