Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Perubahan Iklim

BRIN: Musim Hujan di Indonesia Lebih Panjang Dalam 10 Tahun Terakhir

Citra Larasati • 30 Maret 2023 20:28
Jakarta:  Perubahan iklim adalah perubahan pada salah satu parameter iklim misalnya temperature pada periode waktu jangka panjang minimal 10-30 tahun. Salah satu indikasi dari perubahan iklim adalah terjadinya perubahan pada musim dan cuaca.
 
Badan Riset dan Inovasi nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Iklim dan Atmosfer membangun model prediksi musim Decision Support System (DSS) Kamajaya. Kamajaya berupa aplikasi Sistem Kajian Awal Musim Jangka Madya berbasis model atmosfer.
 
Data yang dihasilkan Kamajaya kemudian dikembangkan untuk mendukung riset atmosfer maupun aplikasinya.  Peneliti Pusris Iklim dan Atmosfer Erma Yulihastin menyampaikan, pada Januari 2023 European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) menyatakan pemanasan global diperkirakan mencapai 1,21oC.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Dalam 30 tahun, pemanasan global ini dapat berlanjut hingga mencapai 1,5oC pada Maret 2023. Ia menjelaskan perubahan Iklim di Indonesia memiliki dampak dan efek yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia.
 
Berdasarkan data hasil kajian tim peneliti BRIN, sekaligus untuk pengembangan model dalam Kamajaya, telah terjadi perubahan klimatologis di Indonesia selama 19 tahun yaitu 2001-2019. Durasi musim hujan lebih panjang di beberapa wilayah selatan di Indonesia, di antaranya adalah wilayah 1 di Sumatera Selatan dan Kalimantan dan sebagian wilayah di selatan Pulau Sulawesi selama 49 hari.
 
"Sementara, di Lampung dan bagian barat Pulau Jawa durasi musim hujan berlangsung lebih panjang 12 hari, ungkap Erma, Kamis, 30 Maret 2023.
 
Hari-hari kering mengalami peningkatan selama musim hujan untuk wilayah selatan Indonesia. Hasil kajian tersebut saat ini dalam proses review di Jurnal Remote Sensing Application: Society and Enviroment.
 
Lebih lanjut, Erma juga menjelaskan,  selama musim hujan akan terjadi peningkatan hujan yang lebih ekstrem dan selama musim kemarau, hujan ekstrem semakin sering terjadi di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). "Fokus pengamatan kami di selatan Indonesia, karena selatan Indonesia merupakan tempat sentra pangan di Indonesia serta memiliki penduduk terbanyak," tegasnya.
 
Erma menuturkan dari hasil penelitian tim di BRIN, menunjukkan perubahan temperatur signifikan di pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan (tahun 2021-2050 terhadap 1991-2020). Temperatur minimum mengalami penurunan di sebagian besar pantura Jateng dan Jatim, serta bagian tengah Jawa Barat.
 
Temperatur maksimum mengalami peningatan di sebagian besar pantura Jateng dan Jatim. Hari-hari tidak hujan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan diproyeksikan meningkat, sehingga lebih kering dan mengalami peningkatan kering yang signifikan, sama halnya di Sumatera Selatan, hingga Lampung, paparnya.
 
Perubahan iklim ini menyebabkan terjadinya Badai Vorteks dan Siklon Tropis, di selatan Nusa Tenggara Timur.  Sehingga dampaknya meningkatkan hujan dan menimbulkan banjir di Madura dan wilayah Jawa Timur lainnya.
 
Selain itu, adanya penghangatan suhu permukaan laut di Laut Jawa di utara Jakarta. Di sisi lain, suhu permukaan laut yang mendingin terbentuk di Laut China Selatan telah menciptakan tekanan tinggi. "Pendinginan suhu laut itu disebut juga dengan istilah cold tongue, tuturnya.
 
Erma menyampaikan, untuk mengantisipasi kebencanaan yang mungkin terjadi dari badai Badai Vorteks dan Siklon Tropis, diperlukan adanya model prediksi cuaca resolusi tinggi secara temporal dan spasial, dengan wilayah dominan yang luas, serta mengedukasi masyarakat secara komprehensif.
 
Menurut Erma, sangat perlu untuk membangun Weather Ready Nation yang merupakan upaya memaksimalkan peringatan dini terhadap kejadian vortex ini.  "Tujuannya untuk memastikan jalur koordinasi dan komunikasi di daerah dengan kesigapan maksimal dan meminimalisasi dampak perubahan iklim yang terjadi," pungkasnya.
 
Baca juga:  3 Riset dan Inovasi BRIN di Bidang Pangan Memanfaatkan Teknologi Proses Radiasi

 
(CEU)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif