Bambang mengatakan kemandirian untuk bisa mengembangkan dan memproduksi vaksin penting. Makanya, perlu dipastikan kesiapan Bio Farma sebagai perusahaan yang akan memproduksi vaksin yang sedang dikembangkan Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman.
"Kami melihat kesiapan Bio Farma dalam kemandirian produksi sekaligus juga melihat kesiapan untuk proses produksi vaksin Merah Putih, yang sedang dikembangkan Eijkman," kata Bambang di laboratorium Bio Farma Bandung, Rabu, 29 Juli 2020.
Bambang mengatakan, Bio Farma memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin dengan beragam platform, seperti Protein Rekombinan untuk vaksin Merah Putih, maupun dengan platform virus yang dilemahkan, yakni vaksin Sinovac garapan Tiongkok.
"Kami ingin pastikan bahwa yang dikerjakan oleh Eijkman dan dikerjakan Bio Farma itu konsisten. Sehingga nanti proses produksi tidak mengalami hambatan yang berarti," tuturnya.
Baca: Pakar UGM Beberkan Tujuan Uji Klinis Vaksin 'Tiongkok' di Indonesia
Sementra itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menegaskan pihaknya siap untuk memproduksi vaksin dengan berbagai platform.
"Vaksin untuk yang bisa produksi satu satunya di Indonesia hanya Bio Farma, jadi memang kami terdepan, pengembangan sampai siap final product itu hanya Bio Farma," tegasnya.
Vaksin Merah Putih ditargetkan tahun ini sudah bisa dilakukan uji hewan. Kemudian pada 2021 siap untuk uji klinis dan bisa diproduksi pada 2022.
"Kami targetkan tahun depan uji klinik ke manusia (tahap) satu, dua dan tiga. Kalau lancar semua mudah mudahan awal 2022 mungkin kita bisa produksi untuk vaksin Merah Putih," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id