Peneliti BRIN Basril Abbas. DOK BRIN
Peneliti BRIN Basril Abbas. DOK BRIN

Keren! Inovasi Teknologi Iradiasi Periset BRIN Sabet Penghargaan Tinggi Kekayaan Intelektual

Renatha Swasty • 08 Mei 2023 11:49
Jakarta: Periset Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Basril Abbas, memperoleh Anugerah Kekayaan Intelektual (AKI). Penghargaan sebagai apresiasi tinggi BRIN atas dedikasi Basril untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang Biomaterial Iradiasi.
 
Dedikasi Basril selama ini telah membuahkan hasil. Sebanyak dua penelitian Basril, yakni proses pembuatan produk Membran Perikardium dan pembuatan Graf Tulang Demineralisasi Steril Radiasi, mendapatkan paten dan akan dikomersialiasi pihak industri sehingga dapat dirasakan langsung manfaatnya bagi masyarakat.
 
Basril menuturkan penelitian ini telah dimulai sejak 23 tahun lalu tepatnya pada Tahun 2000. Mulanya, motivasi Basril dan tim merancang penelitian tersebut untuk mendorong penggunaan produk lokal karya dalam negeri.

Sebab, kedua produk tersebut masih didominasi produk impor yang harganya sangat tinggi dibandingkan dengan produk dalam negeri. Inspirasi untuk penelitian datang setelah dirinya mengikuti sebuah training di Amerika Serikat pada 1996.
 
Namun, saat itu jaringan tubuh yang digunakan saat training berasal dari manusia. Sehingga, sulit mendapatkan donornya di Indonesia. Tidak pendek akal, Basril mencoba mengganti bahan jaringan yang berasal dari hewan yaitu sapi.
 
Membran perikardium sendiri berasal dari selaput pembungkus jantung sapi yang memiliki kandungan kolagen tinggi. Membran perikardium dapat digunakan sebagai produk yang dapat mempercepat penyembuhan luka.
 
Terutama, mempercepat penyembuhan jaringan pada augmentasi tulang bidang dental. Membran perikardium sangat baik untuk Guided Tissue/Bane Regeneration (GTR/GBR).
 
Fungsinya dalam aplikasi adalah sebagai penutup atau pembatas antara jaringan lunak dan jaringan keras. Sehingga pertumbuhan jaringan lunak dan keras dapat terjadi dengan baik.
 
Bahan ini sensitif dengan suhu. Sehingga, untuk mensterilkannya digunakan teknik radiasi dengan sinar gamma atau berkas elektron.
 
Sementara itu, paten kedua didapatkan Basril dan tim dari proses pembuatan graf tulang demineralisasi steril radiasi. Produk graft tulang telah banyak dimanfaatkan di dunia medis terutama dalam bidang dental dan ortopedi.
 
Dalam bedah dental, graft tulang ini diaplikasikan misalnya untuk pengisi pada tulang rahang. Basril menjelaskan pembuatan produk ini menggunakan graf tulang yang dikurangi mineralnya sebagian (demineralisasi) supaya ada induksi yang merangsang pertumbuhan sel-sel di tulang manusia dengan lebih cepat.
 
Dengan proses demineralisasi, jumlah per gram dari bone morphogenetic proteins yang merangsang pertumbuhan jaringan baru tulang akan lebih banyak dihasilkan.
 
Basril mengungkapkan bahan baku membran dan graf tulang ini sangat banyak di Indonesia, yaitu dari hewan sapi sehingga tidak sulit mendapatkannya. Sehingga, harga produk ini bisa sangat terjangkau dibandingkan dengan produk luar. Selain itu, produk ini juga terbilang halal sehingga aman digunakan mayoritas umat muslim di Indonesia.
 
Setelah penelitiannya selesai, Basril dan tim berusaha berhubungan dengan pengguna, terutama dokter gigi dan dokter orthopedi yang kemudian mencoba mengaplikasikan produknya secara terbatas.
 
Ternyata, bahan yang dihasilkan bagus. Basril dan tim semakin bersemangat. Hasilnya, tidak kalah dengan produk-produk luar.
 
"Kalau belum bisa ekspor paling tidak dapat mengurangi beban masyarakat. Karena produk luar itu mahal, saat ini harganya bisa Rp1-2 juta untuk satu botol 0,5cc. Kalau produk kita sendiri setelah dihitung-hitung sekitar Rp200-300 ribu sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Dan hasil kualitas produknya sama," ujar Basril.
 
Informasi mengenai produk Basril kemudian menyebar di antara kalangan dokter. Basril mengaku dokter terus berdatangan dan mencoba produk tersebut.
 
Hal itu mendorongnya berusaha mengindustrikan produk hasil risetnya. Dia mengakui proses komersialisasi produk tersebut cukup lama.
 
Basril mengungkapkan tantangan lain yang juga sulit dari penelitiannya adalah tahap uji klinis. Dengan adanya BRIN yang merupakan integrasi dari berbagai instansi termasuk instansi kesehatan, dia berharap dapat membuat proses ini lebih mudah nantinya.
 
Basril yang juga pemilik total 11 Hak Kekayaan Intelektual (HKI) mengungkapkan sejak awal ingin mengomersialisasikan produknya. Perjalanan riset 23 tahun bukan waktu yang sebentar.
 
"Karena melihat produk ini mahal sedangkan produk ini digunakan oleh semua lapisan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah. Kalau kita bisa melayani mereka dengan harga yang lebih terjangkau, tentunya kami akan senang sekali. Jadi bukan masalah berapa jumlah uang (royalti) yang kita terima tapi berapa banyak orang yang menggunakan. Itu yang paling penting bagi kami," ujar lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta itu.
 
Basril yang akan menyongsong masa purnabaktinya 2 tahun mendatang berharap rekan-rekan sesama penelitinya yang masih muda dapat melanjutkan penelitian-penelitian sejenis dengan bahan-bahan yang berkualitas. Sehingga, dapat menghasilkan produk lain yang bermanfaat bagi masyarakat.
 
AKI merupakan sebuah apresiasi kepada periset di lingkungan BRIN yang memiliki inovasi yang dimanfaatkan masyarakat, serta berkontribusi pada perkembangan iptek. BRIN memberikan AKI Tahun 2023 kepada periset di lingkungan BRIN berdasarkan capaian nilai royalti tertinggi secara akumulatif satu tahun pada 2022.
 
Kedua teknologi yang dihasilkan Basril mendapatkan nilai royalti masing-masing per produk senilai Rp1 miliar dengan metode dua kali tahap pembayaran. Tahap pertama, senilai Rp500 juta pada 2022 dan tahap kedua akan diberikan ketika izin edar produk terbit.
 
Mitra indusri PT Focustindo Cemerlang akan memproduksi dan memasarkan produk-produk ini melalui jaringan distribusi yang dimiliki sampai dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
 
Baca juga: Membran Perikardium Iradiasi untuk Perawatan Gigi Hasil Riset BRIN Bakal Diproduksi Komersial

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan