Ryan memaparkan bahwa data dalam i-nose c-19 terjamin handal karena penyimpanannya pada alat maupun
cloud. Penggunaan
cloud computing mendukung i-nose c-19 dapat terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, rumah sakit maupun laboratorium.
"Dengan berbagai kelebihan yang ada, i-nose c-19, karya anak bangsa, hadir untuk menjawab tantangan pandemi Covid-19 yang belum terkendali," ujarnya.
Baca:
Lab Unand Mampu Periksa 8.000 Sampel Swab Covid-19 Sehari
Alat ini disebut terjamin dari segi biaya karena menggunakan komponen teknologi yang murah. I-nose c-19 juga tidak membutuhkan keahlian khusus dalam implementasinya.
"
Scanner ini dapat dilakukan oleh semua orang dengan perangkat pengaman yang lebih sederhana, yakni hanya sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar," tuturnya.
Ryan mengungkapkan, i-nose c-19 merupakan hasil penelitian selama empat tahun yang kemudian dioptimalkan dengan menyesuaikan virus covid-19, sejak Maret 2019 lalu. Saat ini, i-nose c-19 telah sampai pada uji klinis fase satu.
"Ke depannya akan ditingkatkan lagi data sampling-nya untuk izin edar dan dapat dikomersialkan ke masyarakat," ujar dosen Teknik Informatika ITS ini.