Ketua Tim Abmas, I Made Yulistya Negara mengatakan, alat ini diterapkan penggunaannya di Pasar Wonokromo, Surabaya. Tempat tersebut dipilih karena menjadi salah satu lokasi yang menjadi aspek ekonomi penting dalam menunjang kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Sehingga pasar menjadi tempat umum yang akan terus menghasilkan berbagai interaksi antara masyarakat sekitar. Koordinator Tim Abmas Mahasiswa, Chairul Bahy mengatakan, bahwa orang-orang di pasar sering merasakan kekhawatiran atas penyebaran virus korona saat melakukan proses transaksi jual beli.
“Akan tetapi kecemasan itu akan selalu terkalahkan dengan kebutuhan hidup yang harus tetap berjalan,” ungkapnya.
Bahy melanjutkan, guna mengurangi penyebaran covid-19 yang sesuai dengan protokol kesehatan, maka Tim Abmas ITS pun membuat PETIS, alat cuci tangan secara otomatis tersebut. Selain itu, tim yang berisi 10 orang mahasiswa ini juga melaksanakan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan tangan serta cara mengoperasikan alat tersebut.
“Kami juga melakukan konsultasi online untuk menjaga dan merawat alat dengan pihak pengelola pasar,” paparnya.
Sementara itu, PETIS memiliki teknis kerja yang hampir sama dengan pencuci tangan portabel yang ada saat ini. Namun, terdapat beberapa tambahan fitur teknologi seperti wastafel otomatis, sabun otomatis, thermogun yang akan memberikan hasil suhu tubuh dan terhubung dengan speaker.
Serta terdapat water censor detector yang akan memberikan pemberitahuan jika air pada tandon akan habis. Mahasiswa Departemen Teknik Elektro ini juga melanjutkan, untuk teknis penggunaannya, alat akan mengecek suhu tubuh pengguna melalui thermogun yang sudah terintegrasi dengan wastafel.
Baca juga: Pakar UGM Beberkan Gejala Baru Korona, Covid Tounge
Selanjutnya, pengguna dapat melakukan cuci tangan dengan sabun secara otomatis tanpa bersentuhan dengan alat. “Hal ini bertujuan untuk meminimalisir sentuhan yang berdampak pada penyebaran virus,” lanjut Bahy.
Dalam proses pembuatan, pada awalnya Bahy dan tim melakukan brainstorming ide dengan dosen dan asisten laboratorium beserta mitra PD Pasar Surya. Selanjutnya, dilakukan perencanaan pembelian alat dan bahan.
Kegiatan ini juga menggandeng berbagai pemangku kepentingan seperti alumni ITS untuk pembuatan sensor thermogun dan pembuat wastafel ahli untuk pembuatan alat PETIS ini. Keunggulan yang ditawarkan oleh PETIS yaitu dapat memeriksa suhu tubuh masyarakat yang ingin ke pasar.
Sehingga memudahkan petugas untuk menyeleksi pembeli yang mengalami demam. “Maka petugas dapat mengambil tindakan kepada pembeli tersebut agar tidak diperbolehkan masuk ke pasar,” terang Bahy.
Selain itu, ungkap Bahy, dengan adanya keran air dan sabun otomatis ini diharapkan dapat mengurangi sentuhan terhadap benda. Keunggulan terakhir yaitu terdapat Alarm Water Detector yang mampu memberikan alarm jika terdapat kekurangan air pada tandon alat PETIS.
“Sehingga dapat segera diisi secepat mungkin,” lanjutnya.
Pelaksanaan kegiatan abmas ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yakni dengan menjaga jarak, memakai masker dan rajin menjaga kebersihan tangan. “Sehingga dapat membantu mengurangi penyebaran virus terutama pada pasar tradisional dan dapat menurunkan angka kasus covid-19,” pungkas Bahy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News