Masyarakat diimbau siaga dan memantau peringatan dini melalui website atau media sosial milik BMKG. Sebab, hal ini akan memengaruhi kondisi cuaca mulai dari November 2025 sampai Maret 2026.
Untuk lebih lengkapnya, yuk simak penjelasan berikut ini ya!
La Nina terjadi akibat perbedaan suhu di Samudera Pasifik dan wilayah kepulauan Indonesia. Suhu La Nina yang telah melewati ambang batas, membuat kondisi atmosfer menguat pada angin timur.
Dari aktivitas itu, terdapat potensi curah hujan yang meningkat. Bahkan, ada kemungkinan badai yang menyertai.
Aktivitas hujan yang meningkat pada periode ini sebenarnya, merupakan siklus yang sering terjadi. Meski begitu, perubahan cuaca harus tetap menjadi perhatian.
Baca Juga :
La Nina Adalah: Pengertian serta Penyebabnya
Kondisi hujan umumnya merata terjadi di seluruh Indonesia. Terutama di wilayah pesisir selatan Indonesia, termasuk Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga sebagian Maluku di kawasan selatan.
Dari intensitas hujan yang meningkat dan potensi badai yang menyertai, beberapa hal harus menjadi perhatian. Akibat aktivitas itu akan ada potensi bencana seperti banjir bandang.
Di samping itu, akan ada juga fenomena Badai Seroja. Fenomena ini diprakirakan meningkat frekuensinya pada November 2025 bahkan April 2026.
Badai Seroja adalah siklon tropis di sekitar perairan selatan Indonesia. Badai Seroja pernah melanda Nusa Tenggara Timur pada April 2021.
Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas siklon tropis di sekitar perairan selatan sering memicu hujan ekstrem di wilayah pesisir. Kondisi tersebut dipicu oleh suhu muka laut yang lebih hangat dari normal di perairan selatan Indonesia, yang memperkuat penguapan dan meningkatkan energi pembentuk sistem tekanan rendah penyebab siklon tropis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
