Kampus Unpad. Foto: Unpad/Humas
Kampus Unpad. Foto: Unpad/Humas

Bio Farma Tunjuk Unpad untuk Riset Uji Vaksin Covid-19

Citra Larasati • 23 Juli 2020 09:30
Jakarta:  Universitas Padjadjaran (Unpad) menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang ditunjuk PT. Bio Farma sebagai pelaksana uji klinis vaksin Covid-19 di Indonesia. Vaksin yang dikembangkan perusahaan Sinovac, Tiongkok ini rencananya akan diuji klinis pada awal Agustus 2020 dan ditargetkan bisa digunakan oleh masyarakat pada Januari 2021.
 
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad, Kusnandi Rusmil menjelaskan, Unpad sudah lebih dari 20 tahun melakukan penelitian dan pengujian mengenai vaksin.  Atas dasar pengalaman ini, Bio Farma memercayakan Unpad ambil bagian dalam riset pengujian klinis vaksin Covid-19.
 
“Hampir semua vaksin di Puskesmas itu uji klinisnya di kita (Unpad). Dan umumnya dipakai program Doktoral,” ujar Kusnandi dalam keterangan tertulis, Kamis, 23 Juli 2020.

Baca juga:  Bio Farma Siap Produksi 250 Juta Vaksin Covid-19
 
Karena itu, Unpad melalui Fakultas Kedokteran sudah menyiapkan rencana kerja penelitian uji vaksin Covid-19 sesuai prosedur yang berlaku. Saat ini, rencana kerja penelitian tengah menunggu persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad.
 
"Rencananya, sebanyak 1.620 relawan di Kota Bandung akan menjadi subyek pengujian vaksin," imbuhnya.
 
Manajer Lapangan Uji Vaksin Covid-19 Unpad, Eddi Fadlyana menjelaskan, subyek pengujian vaksin adalah masyarakat yang tergolong usia produktif, yaitu antara 18-59 tahun.
 
“Untuk merekrut subyek, setelah mendapat izin dari Komite Etik, kita akan melakukan sosialisasi ke masyarakat,” ujarnya.
 
Eddi menjelaskan, untuk menjadi subjek penelitian, sukarelawan harus dalam keadaan sehat. Pihaknya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan kondisi tubuh sukarelawan dalam keadaan sehat.
 
“Kemudian dalam perjalanannya apabila sakit apa pun juga. Itu akan dilindungi oleh asuransi dan terbuka untuk semua rumah sakit di Kota Bandung. Selain itu, kami juga akan pantau, apakah sakit tersebut terindikasi covid-19, sehingga kita akan punya data tentang keamanan dan kekebalannya,” papar Eddi.
 
Penelitian ini ditargetkan berjalan selama enam bulan. Eddi menjelaskan, dalam tiga bulan pertama, data-data pengujian di Indonesia akan digabungkan dengan data dari negara penguji lainnya. “Diharapkan Januari 2021 vaksin sudah bisa digunakan oleh masyarakat,” ujar Eddi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan