"Sedemikian banyaknya informasi dan data yang berserakan, yang mana big data ini bisa dimanfaatkan untuk pengelolaannya," kata Irwan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi 2021 Bidang Teknologi Informasi dan Elektro, Jakarta, Kamis.
Pada 2021, ditargetkan terbentuk prototipe virtualisasi big data berbasis distributed object storage. "Di tahun 2021 akhir kami harapkan sudah terbangun platform big data dan terus disempurnakan sampai 2024," tutur Irwan.
Pengembangan big data nasional diperlukan dalam rangka meningkatkan kemandirian bangsa Indonesia dalam mengelola dan memanfaatkan data-data elektronik yang terkumpul di Indonesia. Ini penting dalam menyikapi adanya transformasi digital dalam kehidupan yang mencerminkan kondisi sosial, ekonomi dan politik masyarakat.
Baca: Menristek Dorong Inovasi Pengelolaan Sampah Hasilkan Energi
Pembuatan big data nasional menjadi salah satu Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2024. Kegiatan PRN itu menargetkan tersedianya platform uji coba dan pengembangan sistem big data. Selai itu, tersedianya berbagai prototipe dan pilot sistem big data di berbagai instansi.
PRN juga menargetkan tersedianya jumlah produk inovasi teknologi big data yang termanfaatkan dan terlindungi dalam ragam hak atas kekayaan intelektual. Kemudian, tersedianya jumlah paper dalam jurnal maupun proceeding nasional atau internasional.
Irwan menuturkan akan dipetakan wali data yang bertanggung jawab terhadap penyediaan dan pengelolaan data sehingga menjamin keakuratan data yang akan dikelola dan tidak terjadi duplikasi data. Itu akan berpengaruh pada efisiensi penggunaan dana karena membangun infrastruktur big data membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Berdasarkan Wikipedia, penyimpanan objek (object storage) adalah arsitektur penyimpanan data komputer yang mengelola data sebagai objek. Sistem penyimpanan objek itu memungkinkan retensi sejumlah besar data tidak terstruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News