Namun, inovasi tidak berhenti. Berbagai kolaborasi untuk menghasilkan prestasi dan kedaulatan bangsa di bidang reaksi kimia terus dilakukan.
Hal ini agar katalis berperan lebih besar yang berdampak bagi berbagai sektor di Indonesia terus diwujudkan dari waktu ke waktu. Setelah berbagai upaya, pabrik katalis pertama karya anak bangsa akhirnya diluncurkan pada 2023.
Dikutip dari laman itb.ac.id, Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis (TRKK) mendapatkan pendanaan dari Ristekdikti pada 2017. Salah satunya untuk membuat Catalyst Teaching Industry atau Industri-Katalis Pendidikan yang diresmikan pada 11 Oktober 2018.
Industri-Katalis Pendidikan menghasilkan katalis yang mengubah sawit menjadi biodiesel, bioavtur, dan biogasoline. Di kesempatan yang sama, dilakukan penyerahan produk komersial Katalis PK 230 TD untuk Kilang RU-IV Cilacap.
Kepala Center for Catalysis and Reaction Engineering Institut Teknologi Bandung (CaRE ITB), Prof. Dr. Ir. Subagjo, sekaligus inventor Katalis Merah Putih menerima penghargaan Adibrata sebagai peneliti inovator pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2018 di Pekanbaru, Riau.
Di kesempatan yang sama, CaRE ITB mengikuti pameran dan menunjukkan berbagai inovasi katalis beserta hasilnya.
“Kita pameran di sana, bawa alat unit membuat bensin. Dari sana, semakin orang mengenal tentang katalis,” beber peneliti katalis ITB, Dr. Ir. Melia Laniwati Gunawan, M.S. dikutip dari laman itb.ac.id, Jumat, 22 Desember 2023.
Setelah itu, total 10 menteri mendatangi Lab TRKK bergantian maupun bersamaan karena tertarik dengan riset dan inovasi yang dikembangkan. Hal tersebut membuat semangat agar karya ITB dapat berkolaborasi dengan lebih banyak mitra kembali muncul.
“Kerinduan kami dengan PRK bisa kerja sama dengan banyak mitra untuk membuat berbagai macam katalis kembali muncul. Setelah dapat memproduksi katalis dari skala lab dan skala lebih besar, harapannya harus ada pabrik katalis nasional. Kami berharap seluruhnya nasional, BUMN, akhirnya kerja sama,” kenang Melia.
Seiring waktu, inovasi terus dilakukan. Katalis buatan tim peneliti ITB dan Research and Technology Centre (RTC) Pertamina yang pernah diujicobakan pada Desember 2014 kembali diujicobakan lagi untuk skala komersial.
Uji coba dilakukan di Kilang Pertamina RU II Dumai untuk pengolahan LCGO (Light Cycle Gas Oil) dari minyak fosil, minyak sawit menjadi diesel, diesel nabati dengan cara co-processing.
Pada 2019, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, berkomunikasi dengan Center for Catalysis and Reaction Engineering Institut Teknologi Bandung (CaRE ITB). Dia memahami pentingnya katalis dalam industri di Indonesia.
Pada Januari 2020, CaRE ITB diundang langsung untuk bertemu Presiden Joko Widodo pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Tahun 2020 di Graha Widya Bhakti Kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Kamis, 30 Januari 2020.
Subagjo yang saat itu mewakili tim, menjelaskan pentingnya katalis bagi kedaulatan energi negeri kepada presiden. “Pak Bagiyo dipanggil ke depan oleh Pak Jokowi, ditanya ingin apa? Pak Bagiyo ingin Pabrik Katalis Nasional. Akhirnya, Pak Jokowi meniup peluit itu dan dijadikan PSN di bawah ESDM,” ungakp Melia.
Sejarah kembali tercipta pada 15 Juli 2020, RU2 Dumai, PT Pertamina (Persero), berhasil mengonversi minyak sawit menjadi bahan bakar diesel biohidrokarbon dengan umpan 100 persen minyak sawit (RBDPO), yang menghasilkan bahan bakar diesel D100.
Proses produksi ini menggunakan katalis yang dihasilkan oleh anak negeri, hasil kerja sama penelitian antara Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis ITB (CaRE ITB) dan Pertamina.
Di bulan yang sama, ITB melalui PT Rekacipta Inovasi ITB menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dan PT Pupuk Kujang untuk membangun perusahaan patungan Pabrik Katalis Merah Putih. Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Plt Direktur Utama PT Pupuk Kujang Rita Widayati, dan Direktur Utama PT Rekacipta Inovasi ITB, Alam Indrawan, di ITB Kampus Ganesha, Rabu, 29 Juli 2020.
Kegiatan tersebut disaksikan langsung oleh Menteri ESDM dan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional. Di tahun ini juga, tepatnya 30 Desember, PT Pupuk Kujang, PT Pertamina, dan PT Rekacipta Inovasi ITB melakukan Penandatanganan Akta Pendirian Perusahaan PT Katalis Sinergi Indonesia.
Adapun pembangunan pabrik katalis merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020.
Inovasi yang terus dilakukan membuahkan hasil yang membanggakan. Pada Rabu, 6 Oktober 2021, bahan bakar bioavtur yang dikonversi dengan katalis kolaborasi RTI Pertamina dan CaRE ITB diujicobakan pada pesawat CN-235 Flying Test Bed milik PT Dirgantara Indonesia.
Uji coba terbang tersebut menggunakan campuran bahan bakar nabati 2,4 persen yang dicampur dengan avtur. Hadirnya bahan bakar bioavtur 2,4 persen (J2.4) dapat mendukung upaya penurunan emisi gas rumah kaca di sektor penerbangan.
Pada 14 Januari 2022, dilakukan Penandatanganan Kontrak EPC Pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih antara PT Katalis Sinergi Indonesia dengan PT Wijaya Karya Rekayasa Kontruksi. Di tahun yang sama, bensin sawit diujicobakan pada kendaraan bermotor dengan jarak 2.000 kilometer rute Bogor-Medan dan kendaraan tidak mengalami kendala apa pun.
Bensin sawit yang dihasilkan memiliki kandungan Research Octane Number (RON) mencapai 110, lebih tinggi dibandingkan dengan Pertamax 90-98. Bensin yang dibuat 100 persen dari minyak kelapa sawit ini lebih higienis dan lebih bersih dibandingkan dengan minyak bumi. Inovasi yang mengubah minyak sawit menjadi bensin ini tidak lepas dari Katalis Merah Putih.
Pada Rabu, 16 Maret 2022, proyek pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih oleh PT Katalis Sinergi Indonesia resmi dilakukan di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Jalan Jend. A. Yani, Nomor 39, Dawuan Tengah, Kalihurip, Cikampek, Jawa Barat.
Pengembangan Katalis Merah Putih juga mendapat dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak lainnya, seperti PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Pupuk Kujang, PT Rekayasa Industri, Pertamina.
Pada 30 Oktober 2023, uji alat dan produksi di Pabrik Katalis Merah Putih digelar. Per 1 Desember 2023, Pabrik Katalis Merah Putih melalui PT KSI resmi melakukan penjualan produk perdananya sebanyak 11 ton katalis NHT ke kilang Pertamina Refinery Unit V Balikpapan.
Seiring waktu, peneliti di CaRE ITB bertambah dan lintas disiplin ilmu. Dengan perjalanan panjang ini, ITB menjadi pelopor katalis nasional dan terbuka untuk pihak lain mengembangkan katalis lainnya untuk kemandirian bangsa.
Baca juga: Katalis Merah Putih, Wujud Kemandirian Rekayasa Reaksi Kimia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News