Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Taofik Risdiana. DOK Unpad
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Taofik Risdiana. DOK Unpad

Penelitian Guru Besar Unpad Temukan Manfaat Seledri untuk Obati Bantu Ginjal

Renatha Swasty • 21 Juni 2023 16:04
Jakarta: Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Taofik Rusdiana, mengungkap manfaat seledri untuk mengobati batu ginjal. Hal itu disampaikan dalam diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu “Potensi Herba Seledri Sebagai Anti Kalkuli (Batu Ginjal) dan Pengembangan Formulasinya” oleh Dewan Profesor Unpad.
 
Taofik menjelaskan batu ginjal tidak terbentuk dalam waktu cepat. Ada beberapa tahapan yang terjadi dalam pembentukan batu ginjal, mulai dari pembentukan inti, pertumbuhan, aggregasi, sampai akhirnya terbentuk retensi batu.
 
Dia menyebut apabila ukuran batu yang berbentuk tajam dan keras ini masih relatif kecil, akan masuk ke dalam saluran ureter jika terbawa oleh air. Namun, ketika ukurannya sudah cukup besar dan turun melalui ureter, dapat menyebabkan luka serta rasa sakit luar biasa.

Taofik mengungkapkan ada banyak faktor munculnya batu ginjal. Salah satunya, kurangnya jumlah air yang masuk ke dalam tubuh.
 
“Vitamin C yang dosisnya terlalu tinggi dan dikonsumsi terus-menerus harus diwaspadai karena metabolisme dari Vitamin C ini akan menjadi oksalat juga. Kemudian bertemu dengan kalsium maka akan menjadi kalsium oksalat (jenis batu ginjal),” jelas Taofik.
 
Dia menuturkan sebelumnya sudah banyak dikenal produk-produk herbal untuk pengobatan batu ginjal. Jenis herbal yang dipakai umumnya tanaman kumis kucing, meniran, tempuyung, dan kejibeling.
 
Taofik mencoba mengembangkan tanaman lain yaitu seledri. Secara tradisional, seledri sudah digunakan oleh masyarakat untuk berbagai indikasi, seperti tekanan darah tinggi, asam urat, hematuria, serta penyubur rambut.
 
“Karena masih sedikit sekali pengembangan antikalkuli jadi saya mulai pengembangan dengan metode uji dulu,” beber Taofik.
 
Ada beberapa metode yang bisa dipakai untuk membuktikan seledri memiliki khasiat antikalkuli atau tidak. Salah satunya metode In Vitro atau uji di tabung reaksi. Metode ini dilakukan dengan cara uji kelarutan komponen batu ginjal pada larutan herbal seledri.
 
“In Vitro intinya adalah menguji sejauh mana herbal seledri ini bisa melarutkan batu ginjal. Indikatornya adalah kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) yang terlarut itu sejauh mana,” jelas dia.
 
Taofik menjelaskan metode In Vivo merupakan uji pada hewan percobaan, yaitu tikus atau mencit. Dari kedua metode ini, Taofik mendapatkan kesimpulan dari hasil In Vitro, infus seledri di atas kadar 10 persen dapat melarutkan komponen batu secara signifikan.
 
Sedangkan, pada sediaan ekstrak dengan konsentrasi di atas 3 persen dapat melarutkan komponen batu ginjal lebih besar secara signifikan. Selain itu, ada pula hasil uji pada metode In Vivo dengan cara memberikan ekstrak seledri kepada hewan percobaan.
 
Pada dosis 10mg/100g bb tikus, Ca yang terlarut itu signifikan dibandingkan dengan kontrol negatifnya. Untuk dosis 20mg/100g bb tikus juga menunjukan angka yang lebih signifikan.
 
“Ini artinya semakin besar dosis yang diberikan maka kemampuan melarutkan Ca-nya lebih tinggi juga,” tutur dia.
 
Dalam penelitiannya, Taofik mengembangkan seledri sebagai minuman yang bisa langsung dikonsumsi oleh masyarakat. “Sudah mengajukan izin edarnya dan saat ini masih berupa izin edar home industry. Kemudian patennya juga sudah diajukan dan 2020 sudah rilis dengan merk Seledrink,” jelas beber Taofik.
 
Baca juga: Riset Pengembangan Vaksin TB Dosen Unpad Raih Hibah dari Yayasan Bill and Melinda Gates

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan