Ilustrasi salat/Medcom
Ilustrasi salat/Medcom

7 Level Kualitas Salat Menurut Imam Al Ghazali, Kamu yang Mana?

Citra Larasati • 28 Oktober 2025 17:21
Jakarta: Dalam Islam, salat diyakini sebagai ibadah yang paling mulia dan menduduki posisi sentral. Ibadah ini digambarkan sebagai tiang agama yang menjadi penopang utama relasi antara seorang hamba dengan Allah SWT.
 
Meski demikian, kualitas salat pada setiap muslim dapat berbeda-beda. Sebagian hanya sekadar mengugurkan kewajiban, sementara yang lain mampu menghantarkan pelakunya meraih kedekatan yang hakiki dengan Sang Pencipta.
 
Mengutip dari laman Kemenag, persoalan ini mendapat perhatian serius dari Imam Abu Hamid Al-Ghazali, seorang ulama dan sufi ternama abad ke-11. Melalui mahakaryanya, Ihya’ Ulumuddin, ia memaparkan secara mendalam langkah-langkah untuk mengubah salat dari sekadar rutinitas menjadi sebuah pengalaman batin yang menghidupkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah.

Salat sebagai Penanda Kondisi Hati

Bagi Imam Al-Ghazali, kualitas salat seseorang mencerminkan keadaan hatinya. Hati yang lalai akan menghasilkan salat yang hampa, sementara hati yang hidup akan menjadikan salat sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam kitab Ihya Ulumuddin menulis:
 
Ketahuilah, hakikat salat adalah hadirnya hati di hadapan Allah. Siapa yang berdiri dalam salat sementara hatinya berpiring kepada dunia, maka ia seperti tubuh tanpa ruh.”
 
Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa salat yang sesungguhnya melampaui gerakan fisik; ia adalah pertemuan spiritual antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Maka, tujuan utamanya bukan hanya sekadar menunaikan kewajiban, melainkan menumbuhkan kesadaran dan rasa cinta kepada Allah.

Tujuh Level Kualitas Salat

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin lebih lanjut mengelompokkan kualitas salat ke dalam tujuh tingkatan, mulai dari yang terendah hingga tertinggi, yang masing-masing menggambarkan kedalaman hubungan spiritual seorang hamba.
  1. Salatnya orang yang lalai (ghafil), Hanya menjalankan gerakan dan bacaan luar tanpa disertai pemahaman atau kekhusyukan. Ini adalah salat yang sekadar memenuhi kewajiban.
  2. Salat dengan kesadaran lahiriah: Dilakukan sesuai aturan syariat, namun hati masih mudah teralihkan.
  3. Salat dengan upaya menghadirkan hati: Individu berusaha untuk fokus dan menghayati setiap bacaan yang diucapkan.
  4. Salat yang khusyuk: Hati menjadi tenang dan pikiran terpusat sepenuhnya kepada Allah, disertai perasaan sedang berdiri di hadapan-Nya.
  5. Salat dengan penyaksian kebesaran Ilahi: Pelaku salat merasakan keagungan dan kehadiran Allah seakan-akan dapat menyaksikan-Nya.
  6. Salat di mana diri "lebur" (fana): Seseorang tidak lagi menyadari keberadaan dirinya sendiri, karena yang ada hanyalah Allah dalam kesadarannya. Ini adalah puncak kekhusyukan para arifin.
  7. Salatnya para nabi dan wali: Salat dilaksanakan bukan karena perintah atau mengharap pahala, melainkan atas dasar cinta. Pada tingkat ini, salat telah menjadi kebutuhan jiwa.

Bagaimana Mempersiapkan Hati Sebelum Salat?

Imam Al-Ghazali menekankan perlunya tazkiyatun nafs, atau pembersihan hati, sebelum memulai salat. Hati yang kotor akan menghalangi kehadiran spiritual. Tiga persiapan batin yang dianjurkannya adalah:
  1. Keikhlasan niat: Meniatkan salat semata-mata karena kerinduan untuk bertemu Allah, bukan karena alasan sosial.
  2. Merenung sejenak (tafakkur): Meluangkan waktu untuk menyadari kedudukan diri sebagai hamba dan keagungan Allah yang akan ditemui, guna menumbuhkan rasa hormat (ta'dzim).
  3. Bertobat dari dosa: Dosa yang belum disesali diibaratkan sebagai noda pada cermin hati, yang menghalangi cahaya Ilahi memantul dalam salat.

Bagaimana agar Khusyuk saat Salat?

Dalam kitab Al-Adab fid Din, Imam Al-Ghazali memberikan panduan rinci tentang tata cara menjalani salat agar mendekati kesempurnaan. 
 
آداب الصلاة خفض الجناح ولزوم الخشوع وإظهار التذليل وحضور القلب ونفقی الوساوس وترك التقلب ظاهراً وباطتاء وهدوء الجوارح وإطراق الطرف ووضع اليمين على الشمال والتفكر فى التلاوة والتكبير بالهيبة والركوع بالخضوع. والسجود بالخشوع والتسبيح بالتعظيم والتشهد بالمشاهدة والتسليم بالإشفاق والانصراف بالخوف والسعى بطلب الرضا
 
Tatakrama salat ialah merendahkan diri, khusyu’, menampakkan kehinaan, menghadirkan hati, menafikan waswas, mengabaikan godaan hati baik yang nampak ataupun tidak, menertibkan anggota tubuh, merendahkan pandangan mata, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri, menghayati makna bacaan, membaca takbir dengan kewibawaan, ruku’ dengan merendahkan diri, sujud dengan khusyu’, membaca tasbih dengan pengagungan, membaca tasyahud dengan persaksian di dalam hati, mengucap salam dengan penuh kasih, menyelesaikan salat dengan rasa khawatir dan berusaha untuk mengharap keridloan (Al-Imam Al-Ghazali, Al-Adab fi al-Din, [Kediri, Pondok Pesantren Petuk, tt], h. 13)”

Salat sebagai Penawar Bagi Hati

Imam Al-Ghazali percaya, salat yang dilaksanakan dengan kesadaran penuh adalah obat bagi kegundahan jiwa. Salat yang berkualitas mampu menenangkan batin, meredakan kecemasan, dan menumbuhkan rasa cukup.
 
Dalam Ihya, beliau menulis: “Salat adalah penyucian hati dari karat dunia. Sebagaimana air membersihkan tubuh, salat membersihkan ruh dari debu dosa.”
 
Melalui salat yang bermutu, seseorang tidak lagi menjadikan dunia sebagai tumpuan kebahagiaan, melainkan menemukan ketenangan sejati dalam kedekatan dengan Allah.
 
Bagi Imam Al-Ghazali, puncak dari salat adalah ketika seseorang merasakan kenikmatan spiritual dalam sujudnya, hingga ia tidak ingin beranjak karena merasa itulah momen terdekatnya dengan Tuhan. Oleh karena itu, perjalanan menuju salat yang berkualitas tidak diukur dari lamanya berdiri, tetapi dari sejauh mana hati dapat hadir secara penuh. Sebagai penutup, marilah kita berusaha menunaikan salat tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai jalan untuk meraih kedamaian jiwa dan cinta Ilahi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan