“Berdasarkan data, bahan bakar minyak bersubsidi bagi nelayan kecil tidak dapat menjangkau sebagian besar daerah. Oleh karena itu, atas dasar Perpres Nomor 112 Tahun 2022, kami mencetuskan terciptanya inovasi biogas dari limbah perikanan,” kata Ketua tim, Sulthan, dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 30 Januari 2023.
Kelangkaan solar menjadi salah satu permasalahan yang memengaruhi produktivitas, utamanya bagi masyarakat dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan tradisional. Penggunaan bahan bakar solar untuk mesin, penerangan serta penyimpanan merogoh kocek hingga 70 persen dari biaya operasional nelayan.
Semakin meningkatnya harga solar, secara langsung akan berdampak pada nelayan tradisional. Inovasi yang dibentuk di bawah bimbingan dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair, Dwi Ratri Mitha, tersebut diharapkan dapat berdampak utamanya pada sektor lingkungan serta ekonomi.
“Fisholar diharap dapat membantu perekonomian pelaku sektor perikanan dengan penjualan biogas dan kesejahteraan nelayan,” ucap dia.
Pemanfaatan limbah perikanan berupa tulang, kulit, sirip, kepala, sisik, jeroan, maupun cairan sebagai bahan baku biogas dapat mengurangi efek pencemaran lingkungan akibat limbah. Selain itu, penggunaan bahan bakar biogas yang lebih ramah lingkungan ketimbang solar tentu dapat membawa dampak lebih baik bagi lingkungan hidup.
Sulthan memaparkan awalnya penggunaan bahan bakar biogas dari limbah perikanan hanya digunakan untuk skala domestik dan belum digunakan masif. Dia dan tim melihat kebutuhan kapal nelayan, sehingga penggunaan bahan bakar ini dapat sangat bermanfaat bila dapat direalisasikan dalam waktu dekat.
Inovasi ini berhasil menyabet medali perak pada kompetisi International Agriculture Technology Essay Competition yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya pada Minggu, 8 Januari 2023.
Baca juga: Aenose, Alat Deteksi Kualitas Daging Ayam Buatan Unair Terdaftar Hak Paten |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News