Menristek Bambang Brodjonegoro mengunjungi PLTSa Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Foto: Dok Humas Kemenristek/BRIN.
Menristek Bambang Brodjonegoro mengunjungi PLTSa Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Foto: Dok Humas Kemenristek/BRIN.

Menristek: PLTSa Solusi Pemanfaatan Sampah Jadi Sumber Listrik

Arga sumantri • 04 Maret 2021 11:46
Bekasi: Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. PLTSa ini pilot project Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak MoU pada 2017.
 
Bambang mengatakan hadirnya PLTSa Merah Putih diharapkan dapat memecah permasalahan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, yang merupakan tempat pembuangan akhir untuk DKI Jakarta dan Kota Bekasi. 
 
"Kami sangat mengapresiasi upaya Pemprov DKI Jakarta yang telah melakukan kerja sama dengan BPPT dalam menanggulangi tumpukan sampah yang ada di Bantargebang ini," ujar Bambang dalam keterangannya, Kamis, 4 Maret 2021.

Baca: Menristek Dorong Inovasi Pengelolaan Sampah Hasilkan Energi
 
Menurut Bambang, kerja sama ini sesuai dengan konsep pemerintah dalam mengatasi dan mitigasi perubahan iklim. Pengolahan sampah menjadi energi listrik bisa dikategorikan sebagai ekonomi sirkular, yaitu proses produksi yang tidak pernah berhenti dan berupaya menghasilkan zero waste. 
 
"Dulu sampah hanya menjadi sampah saja atau waste to waste, maka sekarang juga dapat menjadi energi atau waste to energy," jelasnya.
 
Bambang menambahkan, hal ini merupakan contoh baik dari sinergi ?triple helix antara pemerintah, akademisi, dan industri dalam menghasilkan inovasi untuk menjawab masalah bangsa. Ke depan, Kemenristek/BRIN dan BPPT berusaha untuk dapat membuat lebih banyak PLTSa di berbagai daerah di Indonesia untuk mengurangi masalah sampah yang ada.
 
Baca: Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Bantu Kurangi Emisi Karbondioksida
 
Cara kerja PLTSa adalah dengan membawa panas pada gas buang hasil pembakaran sampah yang kemudian digunakan untuk mengonversi air dalam boiler menjadi steam. Steam yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin yang selanjutnya akan menghasilkan energi listrik. Sebagian besar peralatan yang digunakan merupakan produksi dalam negeri. 
 
PLTSa terdiri dari empat peralatan utama yaitu bunker yang terbuat dari concrete dilengkapi dengan platform dan crane; ruang bakar yang dilengkapi boiler system reciprocating grate yang didesain dapat membakar sampah dengan suhu di atas 9500 °C sehingga meminimalisir munculnya gas buang yang mencemari lingkungan; sistem pengendali polusi, dan unit steam turbin pembangkit listrik.
 
Dengan kapasitas 100 ton sampah per hari, PLTSa Bantargebang dapat menghasilkan energi listrik sebesar 731,1 kWh. Sejak Februari hingga Oktober 2020, PLTSa Bantargebang telah membakar sebanyak 8.190 ton sampah dan telah menghasilkan energi listrik sebanyak 583,95 MWh atau sekitar 110 kWh per ton sampah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan