"PPI UK menolak penggabungan lembaga Eijkman dengan BRIN karena akan membatasi independensi para ilmuwan," ujar Ketua PPI UK Oki Earlivan Sampurno dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis, 20 Januari 2022.
Kemudian, PPI UK menilai desain riset yang dibuat BRIN terkesan normatif dan tidak memberikan titik berat pada kebutuhan nasional. Meliputi pangan, manufaktur, pertahanan, energi dan industri strategis lainnya.
Baca: Restrukturisasi Lembaga Riset, Pakar: Optimalisasi Fungsi Peneliti Jauh Lebih Penting
Oki menambahkan PPI UK menolak segala bentuk intervensi birokrasi dalam pengembangan sains dan teknologi. Hal ini agar ekosistem riset menjadi dinamis sehingga dapat mengakselerasi kemandirian industri strategis nasional.
"PPI UK mendorong pemerintah untuk meningkatkan anggaran riset yang terlalu kecil sebesar Rp10,5 triliun agar muncul inovasi dalam sains dan teknologi yang diciptakan oleh lembaga-lembaga riset," paparnya.
Selanjutnya, PPI UK mendesak pemerintah menetapkan fokus riset strategis nasional yang melibatkan para diaspora Indonesia di luar negeri. Hal ini agar tercipta ekosistem yang inklusif dalam riset dan inovasi, sains dan teknologi.
"PPI UK mengapresiasi pemerintah dalam memperbaiki renumerasi dan apresiasi terhadap ilmuwan yang telah mengabdi untuk negara," ujarnya.
Dalam pernyataannya, PPI UK juga menyampaikan solidaritas dan kebersamaan terhadap para ilmuwan dan periset Indonesia. Khususnya, ilmuwan dan periset lembaga Eijkman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News