Ilustrasi. DOK Freepik
Ilustrasi. DOK Freepik

Studi Baru: Sel Otak Kelelahan Bekerja Terlalu Keras Bisa Jadi Pemicu Parkinson

Renatha Swasty • 24 September 2025 10:40
Jakarta: Parkinson adalah penyakit yang menyerang sel otak dan memengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak. Gejalanya bisa berupa wajah kaku, tangan bergetar (tremor), serta gerakan tubuh melambat.
 
Hingga kini, penyebab pasti parkinson belum diketahui. Namun, penelitian terbaru menemukan petunjuk penyakit ini mungkin dipicu oleh sel otak yang kelelahan karena bekerja terlalu keras.
 
Parkinson ditandai dengan kematian sel saraf di otak yang memproduksi dopamin, zat kimia penting untuk mengatur gerakan tubuh. Dikutip dari laman Science Alert, penelitian terbaru ini mengungkap bagaimana sel-sel otak penting ini bisa mati.

Penelitian pada hewan sebelumnya menunjukkan ketika sebagian sel saraf mati, sel lain yang tersisa terpaksa bekerja lebih keras. Peneliti dari Gladstone Institute for Neurological Disease di Amerika Serikat menggunakan tikus yang telah dimodifikasi secara genetik, untuk menguji apakah aktivitas berlebihan ini bisa menjadi pemicu awal Parkinson.
 
Hasil percobaan menunjukkan ketika sel saraf dopamin dalam otak tikus dirangsang dengan obat selama beberapa hari, sel-sel tersebut perlahan rusak lalu mati, terutama di area otak yang mengatur gerakan, yaitu substantia nigra.
 
“Pertanyaan besar dalam riset parkinson adalah mengapa justru sel-sel yang paling rentan terhadap penyakit ini yang mati,” kata ahli saraf Ken Nakamura. “Menjawab pertanyaan itu bisa membantu kita memahami penyebab penyakit ini dan membuka jalan untuk pengobatan baru.”
 
Seperti halnya kematian sel saraf pada umumnya, masih belum jelas apakah kelelahan akibat kerja berlebihan menjadi pemicu Parkinson, atau justru merupakan akibat dari penyakit ini. Bisa jadi keduanya saling berkaitan.
 
Alasan mengapa sel-sel ini bekerja terlalu keras sejak awal juga belum pasti. Faktor lingkungan dan genetik diduga berperan, sehingga masih diperlukan penelitian lanjutan.
 
Baca juga: Parkinson: Penyakit yang Datang di Usia 60 Tahun, Kini Menghantui Generasi Muda 

Dalam analisis detail terhadap otak tikus, tim peneliti menemukan sel saraf yang terlalu aktif mengalami perubahan pada kadar kalsium serta gen yang berhubungan dengan metabolisme dopamin dan pengaturan kalsium.
 
Menariknya, pada penderita parkinson tahap awal, sel otak juga menunjukkan pola serupa, yaitu gangguan dalam mengatur kalsium dan produksi dopamin. Kondisi ini membuat sel tampak kehilangan kemampuan alaminya untuk bertahan menghadapi stres.
 
“Sebagai reaksi terhadap aktivitas berlebihan yang berlangsung lama, kami menduga sel saraf berusaha menghindari kelebihan dopamin, karena bisa beracun, dengan mengurangi produksinya,” kata ahli saraf dari Gladstone Institute, Katerina Rademacher. “Namun lama-kelamaan sel itu mati, hingga akhirnya kadar dopamin di otak menjadi tidak cukup untuk mendukung gerakan tubuh.”
 
Para peneliti menduga ada lingkaran setan yang terjadi, yaitu sel saraf yang terlalu aktif mati, lalu sel yang tersisa bekerja lebih keras untuk menggantikannya, sehingga akhirnya ikut mati juga. Mirip seperti bohlam lampu yang terlalu terang lalu meledak.
 
Selama ini, ada banyak teori mengenai penyebab kematian sel penghasil dopamin pada parkinson, mulai dari kerusakan mitokondria (sumber energi dalam sel) hingga adanya gumpalan protein berbahaya.
 
Kini ada satu kemungkinan baru yang perlu diuji lebih lanjut. Apabila teori ini benar, langkah berikutnya adalah mencari cara untuk menghentikan proses tersebut sebelum kerusakan semakin parah.
 
“Ini membuka kemungkinan menarik bahwa dengan menyesuaikan pola aktivitas sel saraf rentan, baik melalui obat maupun stimulasi otak dalam, kita bisa melindungi mereka dan memperlambat perkembangan penyakit,” ujar Nakamura.
 
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal eLife. (Alfi Loya Zirga)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan