Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB University, Prof Antonius Suwanto, menjelaskan, fermentasi bukan sekadar cara mengawetkan makanan secara tradisional. Namun juga bagaimana proses alami yang mampu meningkatkan kualitas gizi serta memperkuat sistem imun tubuh.
“Fermentasi adalah proses alami di mana mikroorganisme mengubah karbohidrat menjadi alkohol, asam organik, dan gas,” ujar Prof Antonius dalam program IPB Pedia yang tayang di kanal YouTube IPB TV, dikutip Selasa, 18 November 2025.
Antonius menambahkan, dalam konteks pangan, fermentasi tidak hanya soal bagimana membuat makanan lebih awet, tetapi juga mengubah rasa, aroma, dan tekstur sehingga menciptakan cita rasa unik yang disukai banyak orang.
Makanan fermentasi seperti tempe merupakan contoh nyata kekayaan hayati dan budaya Indonesia yang sarat manfaat. “Tempe itu malah lebih ramai, bukan cuma bakteri. Di situ ada kapang dari Rhizopus yang membuat butiran kedelai bisa menyatu. Ada pula banyak ragam bakteri yang berperan sehingga tempe punya aroma, rasa, dan komposisi kimia yang berbeda dari kedelainya,” jelasnya.
Lebih jauh, Antonius menjelaskan bahwa manfaat utama makanan fermentasi berasal dari mikroorganisme yang dikandungnya. Saat dikonsumsi, mikroorganisme tersebut membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.
“Mengonsumsi makanan fermentasi adalah cara mudah untuk memberikan paparan pada sistem imun terhadap antigen. Antigen dari mikroorganisme inilah yang membantu sistem imun mengenali ancaman dan membentuk antibodi,” terangnya.
Ia menambahkan, “Sel darah putih itu sistem pertahanan utama kita, tetapi mereka perlu dipacu supaya bisa menjadi aktif. Salah satunya dengan memberikan bakteri-bakteri yang tidak berbahaya melalui makanan fermentasi," ujarnya.
Cara mengonsumsi tempe
Terkait cara terbaik mengonsumsinya, ia menjelaskan, makanan fermentasi tetap baik dimakan mentah ataupun dimasak. Dalam penelitiannya, Antonius dan tim pernah membandingkan tempe mentah dan tempe kukus terhadap pembentukan antibodi.“Hasilnya, tempe yang dikukus memang sedikit lebih rendah dalam pembentukan antibodi dibanding tempe mentah, tapi perbedaannya tidak terlalu signifikan. Keduanya masih jauh lebih baik dibanding kedelai yang belum difermentasi,” paparnya.
Meski demikian, proses pengolahan perlu diperhatikan agar tidak merusak struktur mikroorganisme. “Kalau dibuat keripik, mungkin bakterinya sudah berantakan, jadi kualitasnya lebih rendah dibanding tempe goreng atau tempe bacem,” tambahnya.
| Baca juga: Tak Hanya Baik untuk Jantung, Ini 9 Manfaat Tempe bagi Kesehatan |
Dengan segala manfaatnya, makanan fermentasi layak menjadi bagian penting dari pola makan modern yang sehat dan alami. Selain melestarikan kearifan lokal, konsumsi makanan fermentasi juga menjadi langkah sederhana untuk menjaga imunitas tubuh.
“Yuk, jadikan makanan fermentasi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup sehat kita,” ajak Prof Antonius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id