"Untuk itu penting kita mengenal upaya mitigasi untuk mempersiapkan antisipasi sebagai langkah adaptasi. Upaya mitigasi perlu diadaptasikan menjadi prasyarat penting pembangunan ke depan," ujar Kepala Pusat Studi Bencana IPB University, Yonvitner, melalui keterangan tertulis, Jumat, 22 Januari 2021.
Ia mengatakan, pendekatan early warning semestinya diupayakan terus menerus. Early Warning System harus menjadi bagian terintegrasi dalam pembangunan dan perencanaan tata ruang di Indonesia. Konsep ini harus menggabungkan strategi dalam antisipasi bencana terhadap risiko bencana dengan program pembangunan.
"Antisipasi bencana alam (gempa, topan, tsunami, kekeringan, penyakit menular/endemik, pasang tinggi) harus menyertakan pedoman yang memadai bagi masyarakat. Masyarakat harus dididik untuk selalu siap menghadapi bencana tersebut," jelasnya.
Baca: Empat Saran Mitigasi Bencana dari Guru Besar IPB
Ia menambahkan, bencana alam karena aktivitas manusia seperti pencemaran, banjir dan penyakit, juga memerlukan hal yang sama. Masyarakat dituntut untuk paham bagaimana menghadapi banjir saat musim hujan, gempa akibat pengaruh sesar seperti yang terjadi saat ini.
Bagi mereka yang tinggal berdampingan dengan kawasan bencana, kata dia, perlu mengambil langkah siaga untuk menghadapinya. Bangunan, jembatan, dan empangan yang baru dibuat, hendaknya mengambil lokasi untuk menghadapi bencana.
Selanjutnya, sistem bangunan tahan bencana yang dibuat mempunyai kemampuan yang besar untuk menyerap getaran gempa dan guncangan, atau dorongan tsunami. Kemudian, sebuah jembatan harus dirancang mempunyai tiang yang cukup besar dan tahan gempa tanpa menyebabkan keruntuhan.
Menurutnya, penduduk di kawasan bencana juga perlu dibekali peralatan siaga seperti lampu picit/senter, bekal makanan, air, dan obat-obatan. Masyarakat juga harus dilatih agar tahu apa yang diperbuat apabila bencana datang.
Baca: Penyebab Gunung Meletus dan Pengaruhnya Terhadap Pemanasan Global
Murid-murid perlu dilatih untuk mencari tempat perlindungan seperti berlindung di bawah meja sekiranya tidak sempat mengosongkan bangunan. Mereka yang bekerja di bangunan tinggi mesti dilatih untuk mengosongkan bangunan dengan cepat dan tepat sekiranya terdapat alarm mengenai bencana.
Ia menekankan, membangun kesadaran untuk meminimalkan risiko bencana serta upaya mitigasi menjadi prasyarat penting pembangunan. Sustainability pembangunan hanya dapat tercipta apabila mampu mempersiapkan antisipasi yang baik dari risiko bencana terhadap capaian pembangunan.
"Jika tidak maka akan akan terus berada dalam suasana yang jatuh bangun akibat bencana," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News