Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati menjelaskan, ide diciptakannya robot ini bermula saat beberapa dosen ITS berhasil melakukan riset penggunaan sinar ultraviolet (UV) untuk menghilangkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Robot ini diharapkan bisa menghindari kontak fisik dengan paparan sinar UV karena sangat berbahaya apabila mengenai manusia secara langsung.
"Oleh karena itu, ITS melakukan inovasi dengan menciptakan robot Violeta ini," kata Bambang melalui siaran pers, Minggu, 26 April 2020.
Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Hubungan Internasional ini memaparkan, cara kerja Violeta ini menggunakan lampu UV yang dikendalikan jarak jauh berbasis wireless control. Robot ini efektif digunakan pada jarak satu hingga dua meter terhadap objek dengan membutuhkan waktu 10-15 menit untuk melakukan sterilisasi secara sempurna.
Baca: ITB Kembangkan Ventilator Portabel Berbasis Kantong Udara
Salah satu tim peneliti Violeta, Endarko, menambahkan secara umum lampu UV yang digunakan robot dan dikendalikan dengan remote control ini memiliki panjang gelombang sebesar 200-300 nanometer (nm). "Secara praktik dan teori, kisaran panjang gelombang tersebut dapat membunuh mikroorganisme dengan baik," tutur Endarko.
Ahli Fisika Medis ini juga menerangkan, lampu UV sebesar 30 watt ini lebih aman secara kesehatan daripada menggunakan bahan disinfektan. Ini lantaran tidak adanya residu atau sisa bahan kimia yang tertinggal setelah dilakukannya proses sterilisasi.
"Tetapi, waktu sterilisasi ruangan harus dalam keadaan kosong," ujar Dosen Departemen Fisika ITS itu.
Robot Violeta ini memiliki manfaat mampu mensterilkan ruang isolasi yang telah digunakan atau area yang pernah dipakai dalam penanganan covid-19 dan tanpa melibatkan manusia secara langsung. "Jadi, untuk risiko keamanannya juga lebih baik pastinya," tegas Endarko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News