Kehadiran FERADS bertujuan untuk memudahkan petani dalam penetapan rekomendasi pemupukan secara presisi berdasarkan analisis tanah. Sandi mengatakan, pihaknya sedang menanti inovasi pertanian seperti ini.
"Ini pasti akan sangat disukai petani milenial jika ada yang murah, mudah dan sangat membantu petani," ucap Sandi mengutip siaran pers IPB, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Sementara itu, Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB University Awang Maharijaya menyampaikan, pihaknya saat ini sedang mengembangkan sistem fertigasi terintegrasi V1. Sistem ini berhubungan dengan mesin aplikasi irigasi dan fertigasi (pemupukan melalui irigasi).
"Kebaruan dari mesin ini adalah integrasi mesin dengan program FERADS (Decision Support System)," ujar Awang.
Baca: Mahasiswa Unsoed Buat Sabun Pembersih Sepatu dari Limbah Kulit Udang
Dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura ini menjelaskan, FERADS adalah program penetapan dosis pemupukan berdasarkan analisis tanah. Awang menambahkan, rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan selanjutnya di unggah ke dashboard pengontrol pemupukan. Rekomendasi tersebut dapat diaplikasikan secara presisi sesuai dengan tahap pertumbuhan tanaman.
"Program FERADS Decision Support System merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas sayuran Indonesia saat ini dengan menerapkan pertanian presisi pada kegiatan budidaya oleh petani sehingga dapat memaksimalkan hasil panen," ujar Awang.
Sementara itu, Wakil Rektor IPB University Bidang Inovasi dan Bisnis Erika B Laconi menyampaikan apresiasi dan berharap aksi riset IPB University akan terus meningkat kualitasnya. "Jika kita ingin ada ketahanan pangan maka kita harus kuat dari hulu hingga hilir. Untuk itu, kita harus kuatkan juga dengan bibit," ucap Erika.
Baca: Mahasiswa UGM Kembangkan Pembelajaran Asyik Bagi Anak Disleksia
Erika berharap, hasil penelitian ini dapat diuji coba sampai dengan diuji produksi. Ia menyampaikan bahwa dalam sebuah pendanaan riset, hasilnya adalah output yang siap dikerjasamakan ke mitra industri.
Terkait program FERADS, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB University Ernan Rustiadi menyampaikan program tersebut merupakan suatu terobosan yang sangat diperlukan seiring dengan karakter milenial saat ini. Ia mengatakan, Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang konvensional.
Sementara itu peneliti program FERADS Anas D Susila memaparkan proses kerja program FERADS yang diaktualisasi dengan program Nutrigads. Prof Anas menjelaskan, Nutrigads adalah mesin yang dapat menerjemahkan hasil rekomendasi pemupukan yang dihasilkan oleh program FERADS berupa aplikasi pupuk secara presisi yang dapat dikontrol secara remote.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News