"Untuk kontribusi kepada negara ini selagi bisa berkontribusi berkolaborasi dengan tim riset di Indonesia," kata Handoko dalam webinar sosialisasi Seleksi Calon ASN BRIN 2021, Kamis 8 Juli 2021.
Handoko tak hanya berharap para peneliti Indonesia di luar negeri cuma menjalin kolaborasi dari jauh. Namun, langsung bekerja di Indonesia.
Menurutnya, ilmuwan diaspora memiliki kemampuan yang baik. Ia mengatakan, peneliti diaspora memiliki jam terbang yang tinggi sebagai peneliti ketika berada di luar negeri.
Baca: Wapres Harap Pendidikan di Indonesia Harus Jadi Pusat Inovasi
"Saya sebagai kepala BRIN banyak berharap agar teman-teman bekerja di Indonesia. Bagaimanapun juga kita butuh teman-teman yang punya jam terbang utk riil bekerja di laboratorium kita di Indonesia," terangnya.
Handoko mengatakan, salah satu peluang bekerja di Indonesia sebagai periset itu dibuka melalui seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) 2021. Pada tahun ini pihaknya membuka 325 formasi untuk lulusan S3.
Rinciannya, 221 formasi untuk PNS, dan 104 formasi untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Handoko menjelaskan jika CASN di BRIN hanya dibuka untuk kualifikasi S3, karena mengikuti standar global terkait dunia riset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News