Jakarta: Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap sektor pendidikan di era digital saat ini mampu menjadi katalis dan pusat inovasi. Sebab berdasarkan data Global Innovation Index (GII) Tahun 2020 peringkat inovasi Indonesia masih berada di bawah Singapura dan Malaysia.
Hal itu disampaikan Wapres Ma’ruf saat memberikan kuliah umum pada Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII dan Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) 2021.
"Dalam era digital yang sangat menantang dan kompetitif, pendidikan harus mampu menjadi katalis dan pusat inovasi. Di tingkat ASEAN, peringkat inovasi kita masih tertinggal oleh Singapura dan Malaysia," kata Wapres, Selasa, 6 Juli 2021.
Berdasarkan data GII 2020 tersebut, Indonesia berada di posisi ke-85 dari 131 negara di dunia terkait tingkat inovasi yang mendorong kewiraswastaan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Laporan GII 2020 memperlihatkan negara-negara dengan skor inovasi yang tinggi memiliki produk domestik bruto (PDB) per kapita yang lebih tinggi pula," ucapnya
Wapres mencontohkan, perkembangan di Amerika Serikat yang didukung oleh inovasi yang berkembang di negara tersebut. Pada tahun 1850, lanjut Wapres, kondisi AS sama dengan negara terbelakang saat ini yang 70 persen masyarakat tinggal di pedesaan, 52 persen konsumsinya untuk membeli makanan serta tingkat elektrifikasinya baru 10 persen
"Masyarakat yang menikmati sekolah menengah pun baru 10 persen dengan umur harapan hidup hanya 45 tahun. Namun, dalam periode waktu tersebut, lahir berbagai inovasi penting yang bisa dilihat hingga saat ini," paparnya.
Baca juga: Tim Mahasiswa UI Cetak Prestasi di Kompetisi Kapal Internasional
Berbagai inovasi di AS saat itu ialah Tudor Ice Company yang memproduksi dan menjual es batu alam ke seluruh negara sehingga mendorong perkembangan industri makanan dan minuman negara tersebut dengan pesat.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan