Ilustrasi: Medcom
Ilustrasi: Medcom

Dokter UNAIR Ungkap Fakta-Fakta tentang Munculnya Gejala Ingin Bunuh Diri

Citra Larasati • 14 September 2024 17:00
Jakarta:  Berat dan peliknya persoalan hidup, kerap menjadi pemicu bagi sebagian orang untuk mengakhiri hidupnya atau dikenal dengan bunuh diri.  Keinginan untuk bunuh diri pun, menurut pakar Unair, gejalanya dapat dikenali.
 
Damba Bestari Sp KJ, dokter spesialis kejiwaan Universitas Airlangga (UNAIR), memberi penjelasan lebih lanjut terkait gejala ini.   Menurut Damba perilaku bunuh diri ini terjadi tidak hanya pada orang yang sedang depresi saja.
 
Penyebab orang memiliki kecenderungan bunuh diri bisa berasal dari berbagai sebab dan faktor. ia juga menyampaikan bahwa orang yang paling rentan untuk melakukan bunuh diri adalah mereka yang memiliki riwayat bunuh diri sebelumnya.

“Jumlah kematian karena bunuh diri secara global lebih rentan terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan,” jelas Damba dalam Podcast Fakultas Kedokteran (FK) dengan tajuk Dokter Edukasi Pencegahan Ide Bunuh Diri, dikutip dari laman Unair, Sabtu, 14 September 2024.
 
Damba Bestari mengungkapkan, ide bunuh diri biasanya muncul pada usia belasan hingga 20 tahunan. Kendati demikian, Ia juga menjelaskan, terjadi banyak peningkatan ide bunuh diri pada orang-orang lanjut usia.
 
Terlebih pada mereka yang berusia di atas 75 tahun.  “Pengaruh usia dalam usia bunuh diri juga dipengaruhi basic insting sebagai manusia, yakni keterhubungan dan orang di atas 75 tahun cukup kesepian dan mungkin lebih banyak teman-temannya sudah pergi dahulu atau mungkin mereka juga memiliki penyakit kronis,” ungkapnya.
 
Dokter spesialis kejiwaan itu juga menyampaikan, di Asia sendiri rasio kerentanan bunuh diri antara laki-laki dan perempuan tidaklah memiliki perbedaan yang signifikan. ”Di Asia dan hanya di asia sendiri, rasio kerentanan laki-laki dan perempuan bunuh diri tidak terlalu beda jauh,” ungkapnya.

Riwayat Keluarga dan Genetik

Selain faktor usia dan gender, Damba juga mengungkapkan, terdapat penelitian yang menunjukkan gejala ide bunuh diri dapat muncul dari riwayat keluarga dan genetik. Memang terdapat beberapa kasus satu keluarga semua meninggal karena bunuh diri.
 
Namun, teori ini masih menjadi perdebatan banyak kalangan. Oleh karena itu, Damba menilai bahwa teori ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan masif.  “Namun, hal ini masih menjadi perdebatan apakah itu memang genetik, secara biologis sudah terekam dalam DNA atau memang yang menurun gangguan mentalnya atau mungkin malah proses belajar, seperti bunuh diri jadi sebuah Coping Mechanism,” tegasnya.
Baca juga:  Penelitian BRIN Ungkap Gen Pemicu Risiko Percobaan Bunuh Diri
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan