Rektor UGM, Panut Mulyono menjelaskan, alat tersebut saat ini dalam tahap uji coba di Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan Surabaya, Jawa Timur. Empat hari ke depan, alat tersebut akan menjalani uji coba klinis.
"Uji coba klinis akan dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta," kata Panut di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa, 7 Juli 2020.
Panut mengatakan, UGM akan bermitra dengan perusahaan untuk memproduksi ventilator tersebut. Ia berharap, dari ventilator itu bisa berlanjut dengan produksi berbagai alat kesehatan hasil karya anak negeri.
Panut menyebut, masih sekitar 90 persen alat kesehatan di Indonesia merupakan produk impor. "Kelebihan produk (ventilator) Kita, Kita siapkan teknisi. Akan memberikan pelayanan terjamin. Kalau ada kerusakan cepat ditangani. Kemampuan alat selalu terjaga karena disiapkan teknisi," ungkapnya.
Baca juga: Kemenristek Siap Bantu Hilirisasi dan Komersialisasi Ventilator
Panut mengatakan, dirinya telah bertemu dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X membahas pemanfaatan ventilator produk dalam negeri itu. Ia mengatakan akan disiapkan skema pembiayaannya.
"Ngarso Dalem (panggilan Sri Sultan HB X) sangat baik dukungannya untuk rumah sakit-rumah sakit di DIY. Pendanaannya bisa berbagai pola. Misal dengan BPD DIY untuk skema pembelian dan pendanaan," ucapnya.
Baca juga: Keppres Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 Segera Terbit
Direktur PT Stechoq Robotika Indonesia, Malik Khidir mengatakan, ventilator yang saat ini diuji coba merupakan khusus untuk ruang gawat darurat atau ICU. Menurut dia, ventilator ruang ICU memakan waktu cukup lama dalam proses uji cobanya.
"Setelah Kita sudah melewati uji klinis produksi massal awal Agustus. Ini ventilator ICU. Kami memastikan untuk aman digunakan pasien," ujarnya.
Malik mengungkapkan, pihaknya telah memproduksi ventilator non-ICU sebanyak 10 unit. Ventilator non-ICU ini akan dilakukan uji klinis. Sementara itu ia memperkirakan, produksi awal ventilator ICU ke depan sekitar 60 unit.
"Harganya kira-kira sepertiga dari kompetitor (ventilator impor). Harga ventilator (impor) kompetitor sekitar Rp700 juta sampai Rp900 juta," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News