Emilya menjelaskan penampakan awan seperti ini terjadi karena adanya masa udara yang tidak stabil di sekitar gunung. Hal tersebut akhirnya menghasilkan bentuk yang berbeda dari awan-awan yang ada.
“Secara teori penampakan awan seperti tokoh wayang Petruk ini bisa muncul karena masa udara yang tidak stabil di sekitar Gunung Merapi sehingga menghasilkan bentuk awan yang berbeda dari awan-awan yang ada,”papar Emilya, dilansir dari laman UGM, Rabu, 15 Maret 2023.
Emilya menuturkan, jika kemunculan awan tersebut diartikan sebagai tokoh wayang Petruk dan mempunyai arti khusus, maka hal itu kembali kepada kepercayaan masyarakat. “Ya ini kembali pada kepercayaan masyarakat jika lantas awan yang ada diartikan sebagai Petruk dan ada makna di baliknya,” ucapnya.
Dosen Departemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi ini menyebutkan awan berbentuk Petruk tersebut jika dilihat dari elevasi awan dan bentuknya termasuk dalam awan cumulus yang mengandung hujan.
“Jikapun turun hujan, maka bersifat lokal,” terangnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Baca juga: UGM Terapkan 'Uang Pangkal', Aliansi Mahasiswa Gelar Aksi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News