Ketua tim, Elvira Putri menjelaskan, ada beberapa tahap yang harus dilalui untuk mengubah limbah kulit mangga menjadi produk masker wajah. Pertama, mengumpulkan limbah kulit mangga, kemudian dicuci dan dikeringkan.
"Selanjutnya, harus melalui proses ekstraksi kulit. Hasil dari ekstraksi lalu masuk pada proses produksi formula masker hingga berakhir pada uji pengukuran pH (power of hidrogen) agar sesuai dengan pH kulit wajah," kata Elvira di Malang, Selasa, 10 Agustus 2021.
Menurut dia, tahap pengujian pH ini sangat penting agar tidak terjadi iritasi pada wajah saat menggunakannya. Selain itu, agar konsumen merasa nyaman dengan masker tersebut.
Setelah berbagai tahapan dilakukan, lanjutnya, Mango Mask Dream sudah siap untuk dikemas serta dipasarkan ke masyarakat luas. Mahasiswa kelahiran Lumajang ini menambahkan kandungan dari kulit mangga sangat kaya akan antioksidan yang baik bagi kulit.
Baca: Mahasiswa UGM Ciptakan Gim Interaktif Guna Kenalkan Budaya Indonesia
"Sayang jika limbah kulit mangga ini tidak dimanfaatkan dengan maksimal. Ada berbagai kandungan yang mampu membersihkan dan merawat kulit agar lebih sehat, bahkan dapat mencegah noda yang akan merusak kulit," tuturnya.
Elvira mengatakan proses pemasaran produk ini dilakukan dengan memanfaatkan platform media sosial, baik Whatsapp maupun Instagram. Harga masker wajah ini dipatok Rp20 ribu untuk satu produknya.
Elvira dan tim ingin agar ide yang muncul dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini bisa terus berkembang dan menjadi usaha yang strategis. Ia berharap usaha ini mampu bersaing dengan produk lokal, bahkan produk internasional lainnya, apalagi produk ini adalah hasil olahan limbah yang tidak banyak orang mengetahui manfaatnya.
Tim ini menuangkan inovasinya dalam Program Kreativitas Mahasisiwa-Kewirausahaan (PKM-K). Ide itu lolos tahap pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Mei lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News