Rektor UGM, Ova Emilia. Foto: Dok. UGM
Rektor UGM, Ova Emilia. Foto: Dok. UGM

Rektor UGM Bongkar Penyebab Riset dan Inovasi Kampus Sulit Dihilirisasi

Ilham Pratama Putra • 28 Juli 2022 12:30
Jakarta: Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia membeberkan sejumlah penyebab yang membuat tersendatnya hilirisasi penelitian dan inovasi perguruan tinggi ke industri.  Salah satunya adalah keberadaan mafia yang membuat inovasi perguruan tinggi cenderung kalah dengan produk impor.
 
UGM misalnya, sempat menghasilkan alat deteksi covid melalui embusan nafas, yaitu GeNose. Namun diakui penggunaan alat itu kalah saing dengan produk deteksi covid-19 lainnya. 
 
Ova mengatakan, ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil karya penelitian perguruan tinggi kurang dimanfaatkan di masyarakat. Salah satunya karena keberadaan mafia.

"Kita masih bergelut (untuk hilirisasi), dan berjuang karena Indonesia ini penuh mafia," ungkap Ova di Lobi Media Indonesia, saat media visir ke kantor Media Group di Jakarta, Rabu 27 Juli 2022.
 
Mafia tersebut sedikit banyak mempengaruhi pemanfaatan produk inovasi anak negeri. Sehingga ada kecenderungan penggunaan barang impor di masyarakat. 
 
Akhirnya, kecintaan terhadap inovasi anak negeri menjadi hilang dan produk tersebut menjadi mati di masyarakat.  "Akhirnya, sesuatu yang kita hasilkan sendiri, belum tentu dicintai oleh bangsanya sendiri bahkan dibunuh bangsanya sendiri," sebutnya.
 
Menurut Ova masalah tersebut harus diselesaikan. Hal itu, kata dia, menjadi pekerjaan rumah (PR) bangsa.  "Jadi bukan berarti kita tidak menghasilkan sesuatu, tapi PR dari masalah ini harus diselesaikan," pungkasnya. 
 
Baca juga:   Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Tak Selalu Dicintai Masyarakat, Rektor UGM: Bahkan Dibunuh Bangsanya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan