Ilustrasi Exoplanet Enaiposha. Foto sciencealert.com/ESO/L. Calçada
Ilustrasi Exoplanet Enaiposha. Foto sciencealert.com/ESO/L. Calçada

Ilmuwan Temukan Exoplanet Enaiposha Tak Seperti Planet Lain di Tata Surya

Renatha Swasty • 24 Januari 2025 09:30
Jakarta: Exoplanet Enaiposha, objek yang dikira termasuk dalam kategori planet paling umum di galaksi ternyata merupakan sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Exoplanet Enaiposha atau GJ 1214 b adalah sebuah dunia kabur yang mengorbit bintang katai merah sekitar 47 tahun cahaya dari Bumi.
 
Sebelumnya, planet ini disamakan dengan Neptunus mini, tapi penelitian mendalam menggunakan JWST menunjukkan exoplanet lebih mirip Venus - hanya saja ukurannya jauh lebih besar, dikutip dari sciencealert.com. Ini akan menjadikan Enaiposha planet pertama yang diketahui dari jenisnya, yang oleh para astronom disebut sebagai 'Super-Venus'.
 
Enaiposha merupakan salah satu exoplanet paling banyak dipelajari di langit. Enaiposha ditemukan pada tahun 2009, dengan massa dan radius yang menempatkannya di antara Bumi dan Neptunus. Pengamatan selanjutnya mengungkapkan adanya atmosfer.

Exoplanet dalam rezim massa ini umumnya masuk dalam salah satu dari dua kategori. Planet Bumi Super diperkirakan merupakan planet kebumian yang lebih besar dari Bumi dan memiliki atmosfer yang kaya akan hidrogen, jika memang ada.
 
Planet yang disebut Neptunus mini memiliki ukuran yang sama, tapi komposisinya sangat berbeda, dengan atmosfer yang lebih padat yang kaya akan hidrogen dan helium, serta lautan cair yang mungkin menyelimuti permukaannya.
 
Mini-Neptunus adalah yang paling banyak dari 5.800 lebih exoplanet yang telah dikonfirmasi pada saat artikel ini ditulis. Ini menarik karena tidak ada planet yang secara langsung mirip dengan di Tata Surya.
 
Baik Bumi super maupun Neptunus mini sangat menarik bagi para ilmuwan karena, jika kondisinya tepat, planet-planet tersebut mungkin bisa dihuni oleh kehidupan seperti yang dikenal. Inilah salah satu alasan mengapa astronom mempelajari Enaiposha dengan saksama, planet yang memiliki radius 2,7 kali radius Bumi dan massa 8,2 kali massa Bumi.
 
Meskipun planet ini terlalu dekat dengan bintang induknya, Orkaria, dan karena itu terlalu panas untuk bisa dihuni, jaraknya yang dekat dengan Bumi membuat kita bisa melihatnya dengan mudah. Ini berarti planet tersebut bisa memberikan informasi yang bisa membantu dalam memahami planet-planet lain yang mirip di tempat lain di galaksi kita.
 
Tetapi Enaiposha juga memiliki beberapa masalah. Atmosfernya sangat tebal sehingga tidak bisa diintip ke dalamnya dengan mudah. Tapi, sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2023 berdasarkan pengamatan JWST dan Hubble menemukan exoplanet ini mungkin memiliki atmosfer yang kaya akan air dan mengandung logam yang menguap.
 
Baca juga: Penelitian Terbaru: Objek Seukuran Planet Mungkin Mengubah Arah 4 Planet Terluar

Kini, penelitian terbaru menunjukkan mungkin peneliti melewatkan sesuatu. Dipimpin oleh astronom Everett Schlawin dari University of Arizona dan Kazumasa Ohno dari National Astronomical Observatory of Japan, sebuah tim peneliti telah mempelajari data transit Enaiposha dan menemukan sesuatu yang tidak terduga.
 
Ketika exoplanet ini melintas di depan bintang, berputar-putar dalam orbitnya selama 1,6 hari, data JWST menunjukkan cahaya bintang yang melewati atmosfer Enaiposha diubah oleh karbon dioksida, dengan konsentrasi yang sama dengan karbon dioksida yang menyusun lebih dari 96 persen atmosfer Venus.
 
Tetapi sinyalnya sangat samar.
 
“Sinyal CO2 yang terdeteksi dari penelitian pertama sangat kecil, sehingga diperlukan analisis statistik yang cermat untuk memastikan bahwa sinyal tersebut nyata,” kata Ohno dikutip dari laman sciencealert.com, Jumat, 24 Januari 2025.
 
“Pada saat yang sama, kami membutuhkan wawasan fisika dan kimia untuk mengekstrak sifat sebenarnya dari atmosfer GJ 1214 b.”
 
Dalam makalah kedua, para peneliti mulai membuat model teoritis yang bisa menjelaskan data. Skenario yang paling sesuai dengan hasil pengamatan, menurut mereka, adalah bila Enaiposha memiliki atmosfer yang didominasi oleh logam pada ketinggian yang lebih rendah dan hanya sedikit hidrogen.
 
Pada ketinggian yang lebih tinggi, atmosfer terdiri dari kabut padat dengan aerosol, serta CO2 yang tersirat dari pembacaan mereka. Dari sinilah muncul gagasan tentang super-Venus, sebuah dunia yang mirip dengan Venus: sangat panas dan terhimpit oleh atmosfer yang kaya akan karbon sehingga sulit untuk dilihat.
 
Tapi, kecerdikan si exoplanet masih belum bisa dielakkan. Tanda tangan yang diamati sangat kecil sehingga diperlukan pengamatan lanjutan yang ekstensif untuk memastikan apakah kesimpulan tim benar, terutama karena ini adalah sesuatu yang baru.
 
“Kami menekankan pentingnya pengamatan lanjutan dengan presisi tinggi untuk mengonfirmasi atmosfer yang didominasi logam,” tulis para peneliti, ”karena hal ini menantang pemahaman konvensional mengenai struktur interior dan evolusi sub-Neptunus.”
 
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam dua makalah di The Astrophysical Journal Letters.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan